I want to live my life to the absolute fullest

To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken, to meet faces unknown

To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself

To stand tall with greatness

To chase down and catch every dream

LIFE IS AN ADVENTURE

Rabu, 21 Maret 2012

Finding Neverland

Aku tak tahu sejak kapan aku menyukai buku. Terlebih lagi cerita-cerita dan dongeng. Mungkin cerita bergambar yang kubaca tak terhitung sejak pertama kali aku bisa membaca. Ah, iya. Aku selalu ingat ketika ibuku dengan telaten mengajariku membaca huruf dari A sampai Z. Lalu dengan bangganya aku membacakan di depannya bagaimana ketika aku berhasil membaca huruf, mengeja kata, dan menulis huruf latin. Aku membaca apa saja. Membaca headline koran. Membaca papan reklame. Membaca papan toko. Membaca nama yang tertera di bus. Dan membaca apapun.
Semua buku menarik yang dibawa kakak kubaca habis. Aku bahkan mulai suka ikut menonton film asing dengan membaca terjemahan kecil di bawah layar. Lalu mulai berkenalan dengan komik. Komik pertama yang kubaca adalah Doraemon. Lalu aku mulai membaca cerita. Aku menyukai khayalan. Aku sungguh menyukainya. Hingga aku menemukannya suatu hari. Mungkin sebenarnya aku sudah tahu cerita-cerita dari negeri dongeng itu. Atau bisa dibilang aku menyukai semua cerita. Namun aku tertarik dengan suatu buku ketika itu. Aku menemukannya dalam ‘kunjungan rutin setiap hari’ku ke rumah teman sekolahku. Diantara jajaran buku bergambar dari negeri dongeng. Untuk pertama kalinya itulah aku jatuh hati. Ya, aku jatuh hati pada dongeng tentang Peter Pan.
Peter Pan terbilang bukan cerita biasa bagiku. Kali ini aku tidak melihat ada puteri dan pangeran. Tidak melihat adanya ibu tiri jahat. Tidak melihat adanya peri baik ataupun kisah yang diakhiri dengan ‘mereka berdua hidup bahagia selama-lamanya’. Tapi aku melihat Peter Pan, yang suatu malam mengetuk kamar Wendy, dan membawanya terbang bersama bubuk emasnya, dengan memikirkan pikiran-pikiran bahagia. Lalu terbang melalui jendela menuju Neverland.

Mungkin tidak ada yang tahu, betapa setiap malam dulu aku membayangkan akan ada anak lelaki kecil berbaju hijau yang menjemputku. Aku selalu tertarik dengan Neverland yang masih menjadi kosa kata menarik di otakku yang tak pernah berhenti berputar selama bertahun-tahun kemudian. Lantas, anak itu mengajak terbang. Ya, terbang. Aku bahkan suka dengan ide bahwa kita tak akan pernah berubah menjadi dewasa seperti Peter Pan.
Aku yang hidup dalam duniaku sendiri. Bahkan mungkin hingga kini. Aku senang hidup dalam khayalanku. Aku hanya menunggu. Suatu hari nanti akan ada seseorang yang menjemputku seperti Peter Pan menjemput Wendy. Lalu membangun Neverland kita bersama-sama dan melakukan petualangan-petualangan baru yang luar biasa bersama-sama.

Rabu, 14 Maret 2012

Ginga Tetsudou no Yoru Indonesia Translation

Ginga Tetsudou no Yoru
Translated by : Septry Lee


Aku sendirian berada di gerbong kereta yang menembus malam
Dari jendela terlihat cahaya rumah-rumah
Di setiap hal, di masing-masing kebahagiaan ada kesedihan
Karena cinta menginginkan rasa sakit
Bahkan untuk menumbuhkan tunas saja tidak mudah
Karena untuk bisa mekar, duri akan menusuk
Kau tidak bisa sekuat yang kau inginkan

Jika kau mencoba menggapai… jika kau mencoba menggapai…
Kau akan sadar bahwa kau bisa meraihnya
Semakin kau mencoba menggapai… semakin kau mencoba menggapai…
Kegelapan akan semakin dalam dan cahaya menjadi kuat

Kenyataan dari malam ini, sifat yang sesungguhnya dari malam ini
Aku sedikit demi sedikit mulai mengerti
Semua tidak ingin ditemukan dalam cahaya yang terang
Siapa yang ingin berlari ke dalam kegelapan?
Tidak ada orang yang berharap tidak bahagia
Kita semua hanya ingin bahagia
Kehidupan bagaikan sebuah labirin

Jika kau mencoba menggapai… jika kau mencoba menggapai…
Kau akan sadar bahwa kau bisa meraihnya
Semakin kau mencoba menggapai… semakin kau mencoba menggapai…
Kegelapan akan semakin dalam

Ingin pergi lebih jauh… lebih jauh…
(Air mata) membasahi pipiku
Ingin pergi lebih jauh… lebih jauh…
Keringat semakin bercucuran
Di balik kelopak mata ku, di sana hanya ada lautan bintang yang bercahaya
Segala sesuatu belum berakhir
Bahkan segala sesuatu belum dimulai
Saat ini adalah segalanya, segalanya adalah saat ini
Mari jalani saja apa yang bisa kita jalani
Keindahan tanpa tujuan
Hidup di dunia yang penuh dan luas

Aku tak lupa hari di mana aku memutuskan untuk menjalani mimpi dengan memakai sepatu angin
Debaran seperti cahaya matahari yang muncul
Masih seperti ini…masih seperti ini
Hati ku masih melihat mimpi
Bahkan bagi ku hal itu merupakan keajaiban
Melanjutkan hari ini dengan langkah yang pasti

Lebih jauh lagi… lebih jauh lagi….

Himawari - Aqua Timez

向日葵
Bunga Matahari.

Bahkan ketika awan menutupi bunga matahari, mereka percaya pada matahari. 
Di luar keheningan yang memupuk kesedihan. 
Mereka menunggu waktu di mana mereka dapat memahami harapan mereka. 
Misalnya, jika kau tidak memiliki kesedihan Apakah kau masih menyanyikan cinta? 
Bahwa cinta berukuran kehidupan Dalam ruang "manusia" antara orang dan orang. 
Menurutmu apa yang dibangkitkan? Persahabatan, cinta, kesepian, keberanian, dan impian.
Ketika ada strategi, dan kau perlu untuk memasukkannya ke dalam kata-kata.
Satu lagu lahir, lagu yang jujur.

Jumlah dari waktu yang aku tidak bisa menyelesaikan untuk mengatakan "Terima kasih" dan "Maaf" yang tak terhitung jumlahnya.
Hanya di sini, untuk memenuhi harapanku yang tumbuh.
Aku akan terus berjalan tanpa menoleh.
Tidak ada selamat tinggal yang menggantung di ingatanku untukku.
Sambil mencari ke masa depan yang lebih bercahaya, aku akan menginjak kenyataan ini.
Tidak apa-apa jika tidak ada sesuatu seperti hal yang khusus.
Aku merasa seperti aku hanya ingin menjadi aku yang biasanya.
Aku ingin terus bangga, megah menyanyikan kata-kata usang dalam cahaya matahari.
Hidup tidak melakukan perjalanan melalui mimpi sekilas.
Aku sudah mengerti kebahagiaan.
Meskipun melupakan kata-kata, aku berlari.

Ketika kita berada diambang air mata, dan bahkan kata-kata tidak bisa membantu.
Ada perasaan yang sesungguhnya.
Tidak mampu menyampaikan bagaimana kita merasa, kita menyembunyikan semua itu dengan tersenyum.
Mari kita melepaskan semua kesedihan kita di tempat ini.
Aku akan mengakhiri sendiri dari kemarin di sini.

Satu daun berwarna gugur mengambang di air mancur hati yang telah menjadi diam.
Hanya menatap tidak akan mengubah apa pun.
Jadi, mulailah dengan beberapa awal.
Sebuah sangkar burung kosong yang tertinggal di tempat itu, di tempat yang baru Dalam keajaiban umum, tidak apa-apa untuk menghidupkan lampu.
Ini bukanlah berlebihan untuk mengatakan bahwa kau harus ada untuk menghadapi apa pun dalam hidup.
Mari kita berjalan menghadap tempat tetapi ke depan, bahkan jika itu berarti kita harus kehilangan beberapa hal yang kita tidak perlukan.
Secara bertahap, keringat akan bersinar di dahi kita.
Itulah hari kita akan mendapatkan kembali alasan untuk hidup.
Kita sudah dekat dengan itu.
Pipi kita akan basah dengan air mata prestasi.

Menyalahkan hanya satu hal yang paling tidak cukup pada orang lain, karena aku tidak ingin berhenti menghitungnya.
Aku berjalan melipat sayap pembohongku.
Aku tidak melihat apakah warna di langit ketika aku melihat keatas tapi aku tidak peduli.
Karena ada cahaya di sini, mari kita tetap hidup.

Tujuh warna tersebar pada sore hari di toleransi biru langit itu.
Angin mengumpulkannya di tempat ini.
Yang dimaksud dengan sukacita dan kesedihan telah habis.
Merobek kebohongan jatuh seperti cat kuku.
Hati yang polos, mimpi yang besar, kebahagiaan kecil.
Airmatamu tidak membuat kesalahan.
Kepedihan tidak sendirian; semua orang Bahkan orang seperti aku tidak pernah menyerah pada masa depan.
Di kota-kota sekitarnya kita diajarkan tentang berbagai hal.
Dalam kasus apapun, kita berdiri tegak. Tidak apa-apa jika kita mengambil kegelapan bersama kita.
Bagaimanapun, mari kita jalani, menghadap ke arah besok.

Untuk bersinar menerangi jalan.
Untuk bersinar menerangi jalan.
Membuat kemajuan.
Membuat kemajuan. Tidak apa-apa untuk menjadi kikuk, tidak apa-apa untuk ditutupi lumpur.

Seperti bunga matahari yang mekar dengan segenap hati mereka.
Menghadap tidak kemanapun kecuali pada matahari ...