Hamparan jiwa yang gersang, terkikis kemarau kesedihan,
tercemar ketakutan akan ketidakpastian, tenggelam dalam lautan kehampaan.
Petak-petak itu kesepian. Jembatan penghubung tersamar oleh
kabut bayangan. Cahaya yang dinanti tak kunjung datang. Begitulah manusia dalam
keputusasaan.
Rintikan kedamaian itu terlintas dalam berkas memori.
Kau yang hadir disana bernapaskan literatur kebahagiaan dari
langit.
Hati yang tak kuasa pada saatnya mencapai batasnya.
Hampir terpejam, namun tak berdaya untuk mengalah.
Hujan akhirnya kau datang.
Andai harus menunggu seribu tahun lagi, belum tentu manusia
sabar.
Tapi kau telah membayar segala ketabahan.
Hujan, ku merinduimu..
Karena hujan adalah makhluk, karena hujan adalah waktu, dan karena
hujan adalah ruang,
Karena hujan adalah jembatan yang menghubungkan badai menuju
pelangi.
Ciel, 25 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar