I want to live my life to the absolute fullest

To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken, to meet faces unknown

To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself

To stand tall with greatness

To chase down and catch every dream

LIFE IS AN ADVENTURE

Jumat, 17 Februari 2012

Dan jika... (2)

dan jika aku berkenalan dengan waktu
aku akan menyapanya di masa lalu
dan mengikatnya erat-erat agar tak segera pergi
seakan masa selamanya tak berhenti

dan jika aku berkenalan dengan waktu
lantas apa guna kusesali diri
melalui perjalanan yang tak bisa terganti
karena waktu, tak akan berhenti meski ku mati

dan jika aku berkenalan dengan waktu 
akan kulukis indah sebaik-baik kehidupan
melangkah sesuai keinginan
bertabur impian, cinta, dan harapan

namun aku tak pernah mengenali waktu 

dan jika aku berkenalan denganmu melalui waktuku
lantas cuplikan seperti apa yang akan muncul di petikan memori kalbu
indahkah? sedihkah?

kenangan...
semuanya terbungkus melalui waktu
menciptakan sejarah tentang kehidupan yang memahat lekat persahabatan
sehingga melalui waktuku, semua tak akan pudar
karena aku berkenalan denganmu melalui waktuku
meski aku tak pernah mengenal waktu
dan sang waktu pun lalu pergi meninggalkanku

Dan jika...

apa kau mengenal langit?
langit yang sangat luas...
langit yang sangat tinggi...
langit yang sangat jauh...

apa kau mengenal langit?
langit yang mudah berubah
pagi dan senja menjadi merah
menjadi biru di kala cerah
dan kelabu di kala marah

apa kau mengenal langit?
yang selalu dilintasi orbit-orbit
yang datang lantas pergi tanpa pamit
yang tersisa hanyalah rasa yang sakit

apa kau mengenal langit?
dia yang selalu tampak kokoh menawan
namun selalu dihiasi awan kesepian
melabuhkan mimpi-mimpi yang berterbangan

dan jika langit itu aku, aku ingin menjadi teman bagimu
bagi mentari yang selalu menerangi hatimu
bagi bintang gemintang yang menyinari mimpi-mimpimu
bagi pelangi yang menghapus dukamu

namun aku hanyalah aku
aku yang selalu memuja langit yang membiru
berpangku tangan menatapnya selalu
berharap segala duka ini segera berlalu

-Ciel-

Cinta Pertama dan Terakhir

sebelumnya tak ada yang mampu
mengajakku untuk bertahan
di kala sedih

sebelumnya ku ikat hatiku
hanya untuk aku seorang

sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian

kau buat aku bertanya
kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya
bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku

sebelumnya tak mudah bagiku
tertawa sendiri di kehidupan
yang kelam ini

sebelumnya rasanya tak perlu
membagi kisahku tak ada yang mengerti

sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian


kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya
bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku


bila suatu saat kau harus pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
karena senyummu menyadarkanku
kaulah cinta pertama dan terakhirku

Kamis, 16 Februari 2012

Perjalanan...

Name: Ciel, it means Sky in French..
Pen Name: Hurriyah, it means Freedom in Arabic
Full Name: Nitsuga Ciel Hurriyah a.k.a. Lisvinu Twigadis

::Punya kepribadian berlapis::Selalu positif thingking::Menyukai kehidupan dalam kebebasan dan jauh dari tekanan::

Nitsuga à sejak MI dah pake nama ini
Lisvinu Twigadis à sering dipakai ketika MTs
Ciel à nama ini ditemukan ketika MTs dan selalu dipakai seterusnya
Hurriyah à sering dipakai sebagai nama pena sejak SMA

Born @ Jombang
30 Agustus 1992 / 2 Rabiul Awal 1413
Love Blue, Sky, Star, Sea, Nature, Music, Manga, Japan, Travelling, Adventure, Freedom, Knowledge, Art, Wisedom, Friendship, Privacy, Bond, Astronomy, Education, Physics, Psychology, History, Religion, Phylosophy, Peacefulness, Hope, and Dream, etc.

I’m unique and different. I live with my own feet, with my own world. I obsessed about dream and try to achieve them. I really love friendship but special bond. I don’t have really too many friends, but I have a few amazing friends. Sometimes I like being alone but I dislike loneliness. I live depend on my will to getting a better level of life. I’m ambition man if we talk about dreams.

1..2..3..4.. I have interested with a value of something, something deep, something abstract, or may be imagination.. 5..6.. I have always been lonely.. 7.. I have tried to be a good girl but I always face unfair condition.. 8..9.. I hate materialistic, leaving the sanguine becoming phlegmatic girl.. 10.. any achievement is because of a little luck. I tried to make a real friend. I believe about love and happiness around the darkness of the world.. 11.. I found myself being so strong but also weak.. 12.. I have a real living world, I obsessed about dream and knowledge. Seem egoist but I know I’m a kind girl.

Waktu kecil sering ikut lomba 17 Agustusan. Kadang jadi juara (lomba lari bendera, balap kursi, dll). Di MI pernah juara lomba tartil, lomba nyanyi lagu kebangsaan tingkat angkatan, haha.. Sangat buruk sebagai pemimpin, lebih suka jadi petugas di strata tengah seperti wakil, sekretaris, atau bendahara. Membenci pelabelan sebagai anak pintar tapi selalu dapat ranking satu (mungkin ketika itu Ciel sangat suka membaca jadi tak terasa mengerti banyak hal dan selalu bisa mengerjakan soal). Membenci diperlakukan istimewa sehingga punya kecenderungan mencoba hal-hal nakal. Pernah terlalu kesepian di dunia sehingga menciptakan dunia fiktif sendiri (kadang Ciel mengira diri ini autis atau setengah gila, hehe).

Mengenal persahabatan, terobsesi oleh ‘ikatan’. Menikmati menjadi manusia di balik layar. Benci dengan ketenaran. Menikmati kehidupan low exposure.
Mulai mengenal organisasi. Berkenalan dengan misi, tujuan, dan arti kehidupan. Perjuangan pun dimulai. Mengenal banyak persahabatan dan persaudaraan. Tetap mencintai kebebasan dan hidup open minded melintas batas, melanglang buana.

Sempat mengalami kejatuhan dan keterpurukan. Tapi thanks to 1 and 1. Mereka yang membuatku bertahan, menemani perjalananku, dan membuatku bangkit. Yang paling membahagiakan adalah karena ‘Aku tetaplah aku’. Kehancuran ini tidak merubah karakter asli dalam diriku. Seseorang yang menyadarkanku agar aku hidup dalam kehidupan. Seseorang yang lain menyadarkanku atas kemampuanku dan mengatasi rintangan yang ada. Sedang yang lain selalu menyumbangkan senyum, kebahagiaan, dan energy positif hingga aku berada di titik ini.


A little fact about achievement:

Selalu jadi wakil ketua dalam regu Pramuka MI (regunya namanya Sedap Malam, hehe). Suka petualangan jadi ekskul yang diambil ketika MTs adalah Pramuka. Di SMA ikut Remas dan KIR, sempat ikut jurnalistik dan Paduan Suara tapi terus keluar. Mengembangkan kemampuan pengelolaan media à staf Infokom Pustaka RMMA 2007 à coordinator Pustaka 2008. Numpang nama sebagai bendahara KOPSIS SMA. Sempat ikutan Panitia PHBI seperti Idul Qurban dan Zakat Fitrah. Panitia Innove 8 KIR sebagai tukang galang dana, mengemis di setiap toko di Jalan Merdeka, haha. Masuk kul banyak kepanitian yang tersedia. Ikutan ASSALAM dan aktif di Syiar. FORISMA sebagai staf Infokom yang kurang aktif. Sebenarnya pengin masuk Lingua tapi penuh dengan kehedonan dan hingar bingar. Paling sering di bagian pubdok dan humas dalam kepanitiaan, tapi pernah juga di ksk, acara, dan konsumsi. Tiba-tiba menjadi pengurus dan ditunjuk sebagai sekretaris di SAC tahun 2012. Di’paksa’ menjadi wakadep Neuron 2012. Ter’paksa’ menjadi bendahara dan anggota komisi C HUMAS Ke-LDK-an (BP Jatim) Janur UKMKI 2012. Dan akhirnya jadi staf Humas.IT di FULDFK DEW 5.

Sebagai traveler sejauh ini masih menginjakkan kaki di : Jawa Timur: Surabaya, Jombang, Mojokerto, Kediri, Malang; Jawa Tengah: Semarang; Yogyakarta: Jogja, Sleman; Jawa Barat: Bandung; Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi.

Senin, 13 Februari 2012

BOND

Kami membutuhkan waktu dan ruang untuk menyendiri di kotak kami.
Tenggelam dalam dunia kami.
Menikmati kenyamanan dalam ketenangan yang ada.
Namun seseorang berkata, bahwa dunia ini perlu dibagi agar lebih indah.
Membagi mosaik-mosaik kehidupan dengan orang lain, meski hanya seorang saja.

Tapi hati ini berkata apa gunanya berteman? Bukankah sangat sakit ketika kehilangan itu datang.
Hanya diri ini saja yang mungkin tak akan pernah mengecewakan hatimu.
Kami adalah kelompok manusia yang cari aman.
Kami takut menjalin ikatan karena takut tersakiti.

Namun seseorang berkata, bahwa persahabatan itu indah.
Jika pada akhirnya memang kau akan kehilangan kau akan mendapatkan suatu kenangan.
Dia berkata, dunia ini berjalan semestinya dalam kefanaan.
Tak akan ada kebahagiaan yang abadi.
Karena suka dan duka akan datang silih berganti.
Dia berkata, milikilah ikatan dan jangan pernah menyesalinya.
Dunia ini terlalu indah untuk kau nikmati sendirian.

Ketika itu aku berada di ambang dua pilihan.
Lalu orang itu datang dengan senyuman.
‘Tuhan, inikah malaikat yang kau kirimkan untuk menemaniku?’, batinku.
Lalu aku pun meraih dan menghampirinya.
Dan aku mengenal suatu ikatan.
Namun aku tak pernah meninggalkan kotakku.
Karena aku tahu suatu hari dia akan pergi.
Dan aku akan kembali sendiri bersama kenangan yang ditinggalkannya.
Dan aku tak akan menyesali hubungan kita ini.

Dan aku percaya akan ada orang yang akan datang lagi dalam duniaku.
Dan ketika itu aku tidak akan pernah meninggalkan kotak kami.
Karena kotak itu akan kami bangun bersama.

BOND – Ciel 5:47 10 Februari 2012

Jumat, 10 Februari 2012

Apa pentingnya kedokteran bagimu?

Pertanyaan itu sama artinya dengan pertanyaan: Apa pentingnya dirimu bagi dunia?
Ah, bukan. Saya lebay, hehe.
Mungkin tidak hanya sekarang saya memikirkan arti kata itu, tapi di masa lalu dan mungkin masa depan juga.
Aku bahkan lupa apa dulu aku pernah bermimpi menjadi seorang dokter. Sepertinya ketika itu dokter adalah profesi yang menjadi dambaan setiap anak.
Entahlah, tapi aku tak memungkiri kalau kata itu sering sekali mengisi celah waktu perjalanan hidupku.
Iya, mungkin saja ketika kecil dulu aku pernah bercita-cita menjadi dokter, disamping keinginanku menjadi guru, jurnalis, desainer, musikus, dan banyak hal lain.
Lalu tiba saat ketika apa yang kucintai sejak kecil ingin kujadikan masa depanku. Aku ingin langit itu menjadi bagian dari hidupku. Kutulis di semua tempat tentang sanjunganku pada angkasa raya, tentang keinginanku menjadi astronom, dan tentang keinginan orang tua yang menuntutku mendapat pekerjaan yang ‘lebih layak’.
Begitu juga ketika kuutarakan keinginanku menjadi seorang jurnalis. Dalam sekali ucap mereka dengan tegas menolak hasratku.
Masa laluku penuh penolakan. Dan sebaliknya aku pun banyak menolak apa yang mereka tawarkan. Aku menolak gambaran masa depan menjadi PNS, menjadi dokter, menjadi guru tetap, menjadi dokter, dan menjadi abdi Negara.
Ya, di catatan yang kutulis di tahun 2005 hingga 2007, kata astronom itu kubandingkan dengan kata dokter. Aku tak tahu apa ini juga membentuk benang merah dengan masa kini ku. Lucu sekali.
Ketika SMA pergulatan itu semakin kentara. Aku tak tahu bukankah seharusnya aku yang menyetir arah hidupku sendiri. Tapi semua pasti tahu, orang tua terkadang punya peranan lebih dalam mengintervensi kehidupan anaknya. Berkali-kali teman-teman mengingatkan bahwa pilihan orang tua akan lebih baik dibanding jika menuntut keegoisan diri terpenuhi. Ya, bahkan ketika itu aku mengecap diriku sebagai sosok yang egois mempertahankan ego yang keras. Sosok anak muda idealis yangmendambakan kebebasan seperti burung kecil yang dengan terburu-buru ingin terbang lepas keluar dari sangkar.
Aku lelah melawan, aku lelah berdebat. Hingga entah siapa yang menyuruhku mengatakan ketika itu. ‘Mau nerusin kemana, nduk?’, kata seorang guruku di MTsN. ‘Di kedokteran, Pak’.
What?! Aku sendiri tak percaya dengan ucapanku ketika itu.
Sejak tahun 2008 sebenarnya aku telah memetakan hidupku hingga 30 tahun kedepan. Termasuk kira-kira dimana aku kuliah. Aku yakin bahwa aku ingin di ITB, tapi entah kenapa teman-teman tak melihat keinginanku itu. Mereka hanya berpikir aku menyukai astronomi, tidak seperti aku menginginkan itu sebagai masa depanku nanti.
Aku bahkan sudah merencanakan SNMPTN ku. 1. FMIPA ITB (target : a. Astronomi b. Fisika), 2. Psikologi UNAIR, 3. Pendidikan Fisika UM.
Orang sepertiku yang malas belajar, yang gak pernah ikut bimbel bahkan dengan sangat bersemangat membeli buku soal latihan SNMPTN jauh-jauh di Gramedia Malang. Buat apa coba? Tentu saja karena aku gak punya pilihan lain selain SNMPTN. Sebelum itu ITB hanya membuka USM yang notabene formulir pendaftarannya aja 800rb. Pake uang apa coba?
Hah, Tuhan memang telah berkehendak lain, dan disinilah aku sekarang. Di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Ya, itu sekilas kedokteran bagi masa laluku.
Dan apa artinya kata itu bagiku kini?
Bagiku tanpa kedokteran aku tak akan bertemu dengan orang-orang special di hidupku. Tanpa kejatuhan ketika itu aku tak akan mendapatkan manisnya ikatan dengan orang-orang yang mendampingi kebangkitanku. Lalu kutanya apa alasan ini cukup untuk berdamai dengan masa kini mu? Dan kubilang cukup, tapi aku ingin lebih.
Kedokteran adalah kata yang hebat. Semua orang paham bahwa dokter adalah profesi tertinggi dalam strata impian setiap anak. Yang kulakukan kini hanyalah menjalani apa yang ada. Seperti  game, aku hanya ingin mencapai finish. Dan kuharap tidak ada level selanjutnya setelah itu sehingga aku bisa berpindah ke game selanjutnya.
Apa yang kutakutkan dulu tentang kedokteran ternyata tak semuanya terjadi. Mungkin saja sebenarnya aku telah mendapatkan ganti yang jauh jauh jauh lebih baik meski mungkin aku sekarang juga belum menyadarinya. Bagaimanapun I refuse to give up. Semua orang tahu bahwa Ciel tak akan pernah lelah dalam menjadikan impian sebagai garis terdepan hidupnya. Aku masih punya banyak hal yang ingin kuraih di dunia ini. Kedokteran bukan final. Kedokteran bukan satu-satunya dalam hidupku. Kedokteran bukan akhir. Tapi ini hanyalah bonus. Ku bayangkan tulisan dr. Silvi Dwi Agustin pada akhirnya akan tersemat di dadaku. Dan aku yakin ketika itu aku tak lagi menyesal. Tapi aku telah tersenyum. Karena aku juga mendapatkan yang lain. Aku mendapatkan apa yang kuimpikan juga.
Ini seperti kau menginginkan rumah tapi sebelum itu kau mendapatkan mobil secara cuma-cuma meski kau tak menginginkannya. Meski terkadang kau merasa memiliki mobil itu sangat merepotkan. Seperti itulah kedokteran itu datang dalam hidupku. Aku tak menginginkannya, tapi anggap saja itu adalah bonus yang mungkin akan mengantarkanmu dalam perjalanan yang jauh lebih indah untuk meraih semua impian-impian yang ada.
Ciel, kau mungkin belum menyadarinya. Tapi aku tahu kau telah percaya  bahwa rencana Tuhan sangatlah indah.
Jadi apa kesimpulannya?
Aku tak akan menyiakan bonus kehidupan yang telah diberikan Tuhan padaku ini. Aku tetap akan mengejar semua yang telah kutargetkan. Menembaknya satu persatu seperti aku menembak bintang-bintang.
Jadi katakan: AKU AKAN MENJADI DOKTER, DOKTER YANG BAIK DAN PINTAR.

Ciel 7.00 10 Februari 2012

The Adventure to Paris van Java

Bandung, Paris van Java, begitulah julukan kota kembang di bumi Sunda di daerah barat sana. Semua sudah tahu kalau Ciel sudah sangat lama ingin kesana. Bahkan sejak awal merencanakan travelling tempat pertama yang ingin dituju adalah Bandung.
Ya, jadi ini adalah tahun kedua Ciel setelah setahun yang lalu Ciel berpetualang di kota Gudeg dan ibukota Indonesia, Jakarta. Sempat tertunda setahun yang pada akhirnya tergantikan oleh Jogja di tahun 2011 tahun ini Ciel bertekad bulat sempurna harus pergi ke Bandung. Sempat terkacaukan oleh jadwal yang ada dan karena tidak adanya partner perjalanan namun welldone semua akhirnya terpenuhi dan siklus perjalanan pun dimulai.

Pertengahan Januari 2012
Di titik ini Ciel masih bingung bahkan kapan harus pergi dan dengan siapa. Akhir bulan Ciel harus ke Semarang sementara teman Ciel hanya kosong di akhir bulan. Dan Februari sudah penuh dengan urusan persiapan yudisium dan lain-lain. Hm… kala itu yang bisa Ciel lakukan hanyalah mempersiapkan diri. Ciel selalu percaya bahwa Tuhan hanya memberikan sesuatu kepada kita ketika kita telah siap menerimanya. Maka dari itu Ciel tanpa berpikir bisa pergi atau tidak saat itu tetap melakukan perencanaan perjalanan.
Seperti ketika menjelang petualangan ke Jogja, Ciel mencari info disana sini, melalui temen, internet, buku travelling yang dibaca gratisan di sudut toko buku (hehe ;p), dan apapun kulakukan demi mendapatkan hasil yang maksimal dengan budget minimal ala backpacker. Dan ketika itu Ciel telah menargetkan beberapa titik tujuan yang telah lama terbersit di pikiran ketika sempat terpikir Bandung menjadi kota tujuan pertama dalam travelling. Dan bla bla bla. Lalu kemungkinan terburuk jika Ciel tidak bisa ke Bandung, Ciel pun telah menargetkan tempat tujuan lain yang lebih membutuhkan energy fisik extra untuk melaluinya: Bromo dan Penanjakan-nya. Ya, begitulah, selama itu Ciel hanya melakukan survey lokasi.

H-seminggu
Bahkan kepastian tempat tinggal pun belum bisa ditentukan. Bingung beudz teteh, huweeeh. Dan kala itu Ciel mendapat tugas untuk ke Semarang tanggal 28-29. Sementara tiket telah dipesan tanggal 24. Ya, syukurnya sudah pasti ada teman seperjalanan kala itu. Meskipun agak maksa. Ya, teman Ciel hanya bisa berpetualang hingga hari Sabtu karena Senin tanggal 6 Februari sudah masuk kuliah. Sementara Ciel baru sampai dari Semarang tanggal 30 Januari. Begitulah waktu kita yang sempit itu akibat irisan waktuluang kita masing-masing. Dan kita sudah harus berangkat tanggal 31 demi memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, huweeh, bisa dibayangkan betapa capeknya. Sempat terpikir menyewa penginapan. Ketika itu kita browsing penginapan termurah 60rb/mlm di daerah Kiara Condong. Lalu sempat pula ingin mengontak mbak Imazahra, seorang backpacker muslimah asal Bandung, kali aja bisa membantu memberi tumpangan. Namun akunya ndak sempat mikir karena focus terpecah untuk tugas di Semarang. Pada intinya perjalanan kali ini tak sematang perjalanan ke Jogja setahun sebelumnya, namun berbekal impian dan harapan kami tetap bersikukuh berangkat.

H-1
Ciel baru sampai dari Semarang pagi-pagi buta dan basah kuyup karena kehujanan. Just to know, biaya ke Semarang adalah anggaran tak terduga, sekitar 250rb-an kukeluarkan untuk perjalanan ini. Pikir-pikir banget bisa ke Bandung atau tidak, apalagi Ciel juga mau pindahan kost.
Namun lagi-lagi, berbekal impian dan harapan Ciel melakukan survey biaya dan Alhamdulillah targetnya sekitar 300rb untuk ke Bandung dalam artian 2x biaya ke Jogja tanpa oleh2 (di Jogja Ciel belanja banyak jadi pengeluarannya mencapai 350rb, padahal kalo mau hemat 175rb sudah sangat berkecukupan untuk di Jogja 5 hari dengan akomodasi free tentunya).
Syukur, Allah memudahkan perjalanan Ciel dengan memberi kepastian bahwa kita dapat akomodasi yang lagi2 gratis di teman kita, padahal sebelumnya sudah pasrah banget.
Hari itu Ciel tak berkutik. Posisi masih di Surabaya. Udah gak kuat untuk sekedar packing. Energy tersisa malah digunakan untuk mencuci baju Ciel yang menumpuk dari perjalanan ke Semarang.

Hari H
Packing sedini mungkin (dalam arti yang sebenarnya, Ciel packing jam 2 dini hari), setelah adzan Shubuh langsung going ke stasiun Gubeng Lama demi mengejar Rapih Dhoho 5.44. dan kau tahu saking teparnya Ciel pun naik becak.
Di rumah Ciel bermanja-manjaan dengan keluarga, kangen tahu, dah semingguan gag pulang, padahal dah liburan lho, hayooo. Baru benar2 packing jam 10, padahal kita berangkat ke Kertosono jam setengah 1 siang.
Ya, dan hari itu tanggal 31 Januari, Ciel berpamitan ke semua orang (kecuali papa, karena papa belum pulang dari rapat), dan going ke stasiun Jombang. Tepat setelah turun dari motor, Rapih Dhoho jurusan Kertosono ke Blitar sedang ‘landing’ masuk ke area stasiun. Temanku sudah menunggu disana dan kami pun cabut.
Stasiun Kertosono…
Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku. Ya, kami menunggu Kahuripan sekitar 2 jam. Hm… kalian pikir ini lama? Tidak, tidak. Kami sudah pernah melakukan penantian yang lebih panjang dari ini sekitar satu semester sebelumnya ketika akan merantau ke Jabodetabek. Kala itu kami menunggu Gaya Baru Malam datang sekitar 4 jam sebelumnya, hwaw. Dan ketika pulang kami harus menunggu 2 hari injury time karena kehabisan tiket.
Dan akhirnya sekitar setengah 4 ba’da Ashar pun kami memulai perjalanan yang sesungguhnya ke Bandung Raya.

1 Februari 2012
Seharian di kereta kita kebingungan merencanakan schedule di Bandung, termasuk bagaimana kita mencapai penginapan (alias kost2an gratisan milik teman) padahal tak ada seorang teman kita di ITB sana yang free alias semuanya pada kuliah. Namun setelah itu kami dapat kabar bahwa ada teman kami yang bisa menjemput kami dikarenakan praktikum nya lagi kosong. Waaah, Alhamdulillah banget dah. Dan untuk pertama kalinya ketika itu aku menginjakkan kakiku di Kiara Condong, bumi raya Bandung. Yang kulakukan pertama kali adalah menutup mata dan menghirup udara Bandung pagi dalam-dalam.
.: Stasiun Kiaracondong Bandung:.

Singkat cerita setelah itu kami berangkat dari stasiun ke simpang jalan yang bertuliskan D-A-G-O. Ya, kami telah sampai di kawasan Dago yang sangat dekat dengan kampus impianku dulu, kampus ITB.
Perempatan Dago

Lalu kami jalan kaki sepanjang perjalanan menuju kompleks masjid yang dari dulu aku ingin menginjakkan kakiku disana, Masjid Salman. Huwaaa… masjid Salman sama persis seperti yang kulihat di foto selama ini, namun kukira masjid ini akan sedikit lebih besar, tapi ternyata meski tak begitu besar pun aku tetap terkagum-kagum dengan arsitektur masjid tanpa tiang itu. Kalian mungkin berpikir kami akan shalat atau apa di masjid. Eitz, tidak benar. Kami sedang menuju kantin masjid untuk sarapan. Lagi-lagi Ciel dibuta kagum dengan gaya pengelolaan masjid Salman yang telah terstruktur dan tertata dengan baik *mupeng*.
Setelah sarapan kami pun menuju kostan dengan menyusuri sepanjang Jalan Ganecha dan sedikit melirik permukaan kampus ITB dari depan, hehe *mupeng lagi*. Dan kami pun sampai dan meneparkan diri, gulung-glung, meluruskan kaki yang seharian menekuk di kereta dan bla bla bla.
Jam 12 an teman kami, si pemilik kamar datang, welcome kepada kita, haha. Dan kau tahu kami dengan sukses membuatnya tercengang melihat kamarnya yang 100% berantakan oleh barang-barang kami, hahaha.
Pukul 2 kami bersiap mengawali perjalanan. Hari pertama itu kami telah menargetkan untuk menyusuri ruas-ruas jalanan kota Bandung di Jalan Braga, Jalan Asia Afrika, kompleks Alun-alun dan Masjid Raya, dan Gedung Sate beserta lapangan Gasibunya.
Gedung Harian Pikiran Rakyat

Mesin Setter Lynotipe Model 73 dipajang di depan Gedung Pikiran Rakyat
museum Konferensi Asia Afrika
Masjid Raya Provinsi Jawa Barat

: Jalan Asia Afrika, disini ada Kilometer Nol kota Bandung, Alun-alun dan Masjid Raya:.


.: Gedung Sate, foto ini diambil dari Lapangan Gasibu:.

Kilometer nol kota Bandung

Yah, karena memang gelap alias gak punya peta kami salah start. Seharusnya kami mengawali jalan kaki dari Braga malah kami jalan kaki menyusuri Jalan Tamblong, lalu menuju Jalan Asia Afrika, dan yukatta kami menemukan kilometer nol Bandung yang selama ini kami cari dan gak tahu dimana posisinya. Eureka! Ternyata dia ada disini, dan serendipity, kami menemukan monument titik nol ini tanpa sengaja.

Setelah klik klik, jepret pemandangan bangunan tua disana sini kami pun mengejar Maghrib di alun-alun alias masjid raya. Ya, kita shalat Maghrib disana. Alun-alunnya besar dan indah, sayangnya seperti biasa, pemandangan muda-mudi bercumbu mesra ada dimana-mana, huwiiih, iiih, males banget liatnya. Well, terlepas dari semua itu, Bandung tetap tampak indah di senjanya. Kami menghabiskan masa di Alun-alun dengan wisata kuliner khas Bandung: batagor (fee: Rp 5.000,-/porsi). Karena kami backpacker kami sudah dari awal sedia minum sendiri sehingga tak perlu beli air (tips ‘n trick).
Selanjutnya karena sudah gelap kami memutuskan untuk tidak ke Braga tapi langsung cabut ke Gedung Sate. Ya, kantor gubernur itu tampak sangat indah dengan kemilau lampu putihnya yang bersinar terang. Sugoi… akhirnya aku disini juga, di ikon Bandung yang dah lama pengin kesini. Setelah foto klik klik, akhirnya kami menyeberang ke tempat remang-remang di depannya. Huwiiih, maut. Banyak banget cowok cewek yang bermesraan disini. Whatever,Ciel Cuma pengin liat Gasibu, dan ternyata berfoto dengan latar Gedung Sate dari sini jauh lebih indah. Sugoi~
Itulah akhir perjalanan kami di hari pertama. Selanjutnya kami merencanakan petualangan tanpa guide tour di hari kedua kami dengan target: Ciwidey.

2 Februari 2012
Hari kedua kami mulai dengan sms sana sini, browsing sana sini memastikan perjalanan aman tanpa tersesat menuju Bandung selatan, maklum saja, kami buta arah dan tak memiliki navigator alias teman yang telah berpengalaman sebagai guide.
Kami memulai perjalanan dari Simpang Dago naik Damri ke terminal Leuwi Panjang, lalu naik elf ke Ciwidey dan oper angkot jurusan Patengang menuju kompleks kawah putih.
Perjalanan yang kami tempuh lebih dari 2 jam menuju lokasi, huwaaah, benar2 penuh perjuangan. Tapi terbayar. Pemandangannya sungguh sungguh sangat indah. Sugoi~ Amazing!!! Tak henti-hentinya tasbih terlantun dari mulutku kala itu.
Kami di lokasi hanya sekitar sejaman karena memang tidak boleh terlalu lama di pusat kawah coz kandungan belerang yang tinggi bisa membahayakan kesehatan kita. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Situ Patengan, suatu danau legendaries tak jauh dari kompleks kawah putih. Tapi untuk itu perjalanannya menanjak naik karena letaknya yang berada di puncak. Cukup indah meski tak ada yang mengalahkan kawah putih Ciwidey. Tempat ini mengingatkanku pada danau di Selorejo, Malang. Saat itu Ciel juga sempat menyeberang danau, berperahu menuju komples bernama batu Cinta. Kebun, danau, dan langit biru menjadi kesatuan padu yang indah tak terlukiskan untuk mengenang hari yang kami lewati di Ciwidey hari itu.
Kawah Putih Ciwidey
Situ Patengan (mirip Danau Selorejo di Malang)
Batu Cinta di Kompleks Situ Patengan

Hari kedua sangat melelahkan karena kami memiliki sedikit masalah dengan tumpangan kami. Sopir angkot yang kami tumpangi meminta fee yang di luar bayangan kami. Sehingga sedikit ada ganjalan ketika kami pulang. Namun terlepas dari semua itu hal tersebut tak menjadi halangan untuk menjadikan perjalanan ke Ciwidey sebagai petualangan yang mengesankan. ^^

3 Februari 2012
Hari ketiga, adalah hari Jumat, hari yang pendek kata orang-orang. Maka dari itu kami tak berencana melakoni perjalanan jauh. Target kami adalah ITB lalu pusat kota.
Ya, kali itu, Ciel, setelah sekian lama, bertemu dengan orang yang sangat Ciel sayangi, N_chan. Arigatou N_chan telah menyempatkan diri di tengah kesibukan kuliah untuk menemani Ciel keliling ITB. Huweeeh, kangen beudz saat itu, hikz hikz hikz… TT. Seperti biasa, hubungan Ciel dan N_chan diwarnai kecanggungan. Itulah indahnya kurasa. Aku sangat menyayanginya. Untuk pertama kalinya orang yang aku ungkapkan cintaku adalah dia. Huweeeh, uhibbuki fillah jiddan >.< luv luv luv.
Kali itu di sedikit rentang waktu yang ada dari jam setengah 11 hingga mendekati jam 1 kami berjalan bersama-sama. N_chan menunjukkan semua bangunan, sejarah, tempat menarik, bagian favoritnya, dan apapun tentang ITB. Huweeh, tahukah, andai bisa bersamamu disini. Ciel pengin banget. *mupeng untuk kesekian kalinya*. Jujur dari lubuk hati yang terdalam kompleks ITB sangat keren, arsitekturnya, mitologi, sejarah, semua bagiannya sangat indah. Bagi kalian yang sempat ingin kuliah disini dan gak kesampaian Ciel recommended banget buat kalian untuk berkunjung disini.
Tapi waktu berjalan singkat. Dan N_chan harus segera kuliah, kami pun berpisah. Huwaaa, sakit. Dan aku sedikit menyesal kenapa harus canggung sekali saat itu. Kami nyasris seperti tak punya hubungan apa-apa. Tapi bagaimanapun, aku tetap sayang N_chan.
bentuk double helix seperti DNA menjadi pola arsitektur bangunan ini
kolam Indonesia, di seberangnya ada kolam Indonesia Raya
Tugu Soekarno, ITB diresmikan tahun 1959
Fakultas impian Ciel dulu T^T
Fakultas sahabat Ciel ^_^

Selanjutnya Ciel wisata kuliner lagi, makan Siomay (tapi mahal beudz: 8.000, yach mungkin karena habis ada jumatan kali ya jadi agak mahalan, padahal umumnya 5000an lho). Next, we going to pusat kota.
Tujuan utama saat itu adalah Pasar Baru, hehe. Akhirnya wisata belanja pun dimulai. Pada akhirnya Ciel cuma beli gantungan kunci dan makanan khas buat oleh-oleh, hehe. Dan hari pun sudah sangat petang sehingga lagi-lagi niat jalan-jalan ke Braga pun kami urungkan dan kami pun pulang (jauh lebih awal dari hari-hari sebelumnya).

4 Februari 2012 (Last Day)
Hari ini sangat Ciel tunggu-tunggu. Kenapa? Karena hari ini kami berencana pergi ke tempat yang sudah 10 tahun Ciel bermimpi datang ke tempat tersebut. Ya, ini dia alasan kenapa Cel pengin banget dulu meneruskan studi ke ITB, dan tempat itu bernama Bosscha. Perjalanan di hari terakhir ini bertujuan di kompleks Observatorium Langit di daerah Lembang, Bandung Utara.
Sudah sejak jam 8 kami keluar kost (bagi kami itu paling pagi, karena biasanya kami bermalas-malasan cz males mandi, air di Bandung super duper dingin beudz, hehe). Sarapan terus going deh ke Lembang. Sempat kebablasan juga waktu naik angkot namun pada akhirnya sampai juga. Perjalanan ke Bosscha kami tempuh dengan berjalan kaki mendaki sepanjang 2,2 km. Sungguh pengorbanan yang tak sia-sia demi impian melihat Teropong Bintang terbesar di Asia Tenggara, tanah para astronom, sungguh impian bagi aku yang menyebut diri sebagai astronom amatir untuk sekedar bercengkerama dengan langit lebih dekat.
Berbekal HTM 7.500 kami berkesempatan menjelajahi kompleks observatorium. Kami juga sempat berkenalan dengan rombongan kakak2 UIN Bandung yang sedang KKN, kami menikmati demonstrasi di rumah teropong oleh petugas dari Jurusan Astronomi, FMIPA ITB dan menyimaknya dengan penuh kekaguman. Lalu melihat multimedia tentang sejarah Bosscha dan sedikit tentang astronomi. Huhuhu, Ciel sungguh pengin banget nangis, pengin banget menjadi bagian dari mereka. Pengin banget ikut memiliki kawasan yang sangat dekat dengan langit itu. Tapi lagi-lagi apa daya. Namun lalu Ciel tersenyum, karena Ciel telah mencapai semua ini dengan perasaan yang tak bernilai tak lain karena Ciel bukan bagian darinya. Mungkin akan berbeda jika Ciel adalah mereka. Berbeda dalam memandang dan mengagumi tempat ini. Hm… kukatakan dalam hati ‘kalian adalah orang-orang terpilih’. Namun aku punya banyak pilihan lebih untuk menuju ke arah sana sekaligus ke arah lain. Terima kasih Tuhan, kau telah menjemput impianku untuk berada disini dengan latar sebagai astronom juga. Dekat juga dengan kawan-kawan pecinta langit. Terima kasih Tuhan, karena mempertemukanku dengan langit, dengan Surabaya, dengan klub astronomi amatir, dengan segalanya. Perjalanan menuju akhirku mungkin akan jauh berliku, namun itu akan membuat segalanya lebih indah, iya kan?!
Sudah, sudah. Berhenti bersikap melankolis. Di Bosscha yang kami lakukan tentu jepret sana sini dengan segala kenarsisan yang ada, ahahah. Mumpung disini. Hehe. Saying banget baterai kamera kami habis. Hikz. Tapi kami cukup puuas hari itu. Sempat membeli oleh-oleh. Pengin banget beli kaosnya tapi kemahalan, dan lagi gag bawa uang lebih, huhu. Ngenes kata orang Jawa. Akhirnya Cuma beli stiker dan lagi-lagi gantungan kunci. ^^
Ini nih pintu gerbang kawasan Bosscha setelah pendakian 2,2 km
Teropong Zeiss yang terkenal itu (ada mas2 yang lagi ngasih penjelasan)
Rumah teropong Zeiss sebagai ikon Bosscha

Selanjutnya bersama mbak-mbak dari UGM yang lagi PKL kami menuju ITB lagi. Ini dia puncaknya. Hari ini kami sedang menuju perayaan puncak anak-anak ITB alias ITB Fair 2012. Huwooo, sugoi~ kereen banged. Dan yang lebih menyenangkan kami bebas berfoto disana sini tanpa malu karena memang lagi banyak orang yang melakukan hal yang sama.
Ada band, banyak mascot, banyak karya anak ITB yang ditampilkan. Wisata kuliner dan kemeriahan suasana festival yang tak mungkin kami lewatkan begitu saja.
Ya,mungkin inilah akhir yang indah di Bandung, persembahan dari ITB lagi-lagi.
Spanduk ITB Fair 2012

Pukul 4 tepat kami menuju ke kostan untuk persiapan packing. Lalu pukul 7 kami mulai bersiap going to stasiun Kiara Condong. Perjalanan yang indah selama di Bandung. Semua itu harus segera berakhir malam ini. Sejam setengah perjalanan melewati kemacetan menuju stasiun. Kuucapkan selamat tinggal melalui sms kepada N_chan, dan orang-orang yang sangat kusayangi yang belum sempat ku kunjungi, orang-orang dari masa laluku. Sempat bermelow ria via sms. Dan akhirnya kuucapkan. Bandung, Sayounara! TT

Rabu, 08 Februari 2012

Resolusi 2012 (sudah diperbaharui dan evaluasi)

Resolusi 2012:
1.       Ke Bandung à target ITB + Bosscha (pengin ketemu N_chan, nostalgia dengan kisah masa lalu, tentang seseorang di Cimahi dan Cipatat, main ke Ciwidey, Tangkuban Perahu, dan jalan2 keliling kota pluz wisata kuliner) Ciel sudah ke Bandung, sangat menyenangkan berpetualang hanya berdua bersama teman. Sayang gag sempat ke Tangkuban Perahu dan Taman Juanda.  
"  kutemukan masa lalu di Bandung, sang pujaan, impian, dan harapan
dan kini aku meninggalkan semua itu  "
2.       Sitokin 3 à ajukan ide Sitokin gag jadi diadakan di Lawang tapi di Gema RSUD Sutomo, i made fire waktu itu, hehe
3.       Lulus yudisium 23 Februari 2012 -> Anda dinyatakan lulus.... Alhamdulillah.... >.<
4.       Nonton NBL or anything di DBL Arena
5.       Rutin ikut Majelis Jejak Nabi Alhamdulillah Ciel cuma absen 2x selama tahun 2012, dan subhanallah Ustadz Salim benar-benar menginspirasi
6.       Menemukan ‘teman’ baru Ciel dapat teman-teman baru dengan sering ikut acara delegasi, sering ikut kepanitiaan, yah... Ciel tak pernah benar-benar sendiri
7.       Semangat ngedapetin SIM J
8.       Ke JFC meski gak sempet ke JFC, Ciel telah mendapat ganti yang lebih baik dengan jalan-jalan ke Tanjung Papuma ketika ikut MMLC Wilayah FULDFK
9.       Ke MTD
10.   Kumpul lagi ma SAC à transit Venus? Oh, God, finally Ciel did it!!! 6 Juni 2012 menjadi tanggal bersejarah bagi setiap insan pecinta langit di seluruh dunia. Dan Ciel termasuk dalam jajaran orang-orang yang beruntung yang dapat melihat gerhana Venus yang baru akan terjadi lagi 105,5 tahun mendatang. Yukatta!!! Arigatou SAC... Finally, we gather again. ^^
11.   Japanesse World: foto Yukata truz hunting foto bareng Shieru gag sempat hunting foto ma Shieru tapi dah berhasil foto yukata. Ciel cantik lho... 12 Februari 2012
12.   Manajemen waktu, tidak menyiakan kesempatan
13.   Belajar lebih rajin (parameter 2 nilai A), don’t postpone!
14.   Berdamai dengan diri: komitmen menjadi dokter
15.   Amati celah bisnis: jual pulsa lagi mungkin
16.   Focus di ASSALAM à neuron Ciel jadi wakadep Neuron 2012 dan berusaha menjalankan yang terbaik meski banyak kekurangan disana-sini
17.   Semangat di FSLDK : BP Jatim Ciel tidak terlalu baik disini, huhu... but I will survive
18.   Berdamai dengan kegalauan : manajemen stress
19.   Teleskop à minimal kalo gag kebeli dah ngumpulin setengah dari dananya Alhamdulillah, sudah ada separuh dari uang nya tapi masih sayang untuk dibelanjakan, hehe
20.   Penelitian! : kerja keras, gigih, dan jangan menunda-nunda (semoga lancar) Syukurlah, saya diberi pembimbing yang baik-baik, sangat dipermudah oleh Allah. Kejutan di awal tahun bahkan proposal ana lolos screening suatu program Dikti sehingga saya mendapatkan hadiah 302.500 dari fakultas. Sesuatu sekali (4 Januari 2013). Tinggal penelitian. Semangat!!!
21.   Banyak silaturrahim : ke rumah teman di luar kota
22.   Beli tas baru, hehe (wisata belanja) tas warna kuning, gubraak, kok bisa kuning sih >.<
23.   Naik gunung
24.   Beli jaket baru à jaket ASSALAM, ok jaket seharga 105.ooo, lumayan
25.   Beli buku baru à list ulang buku-buku hunted sejauh ini hanya membeli novel-novel baru... tapi cukup berkesan, terutama jika mengenai travelling... sampai sekarang sudah beli Travellous. Ayahku (bukan) pembohong, Daun jatuh tidak menyalahkan angin, sama Supernova: Partikel
26.   Baca sejarah à list buku sejarah yang dibaca, kutip dan catat Memang bukan buku sejarah, tapi novel fiksi sejarah (Buku karangan Afifah Afra : tetralogi de Windst, de Liefde, de Conspiracio, ?). Kalau boleh "ngeles" sih setidaknya saya juga sempat membaca sejarah Palestina ketika harus menuliskan artikel tentang itu, hehe.
27.   Belajar main gitar à belajar ke novi-chan sensei, hwehe Cuma download chord dan ngumpulin chord lagu-lagu Jepang (YUI)
28.   Baca buku psikologi (termasuk motivasi) Bukan buku tapi cukup belajar tentang MBTI types
29.   Nyicil buku parenting cuma ikutan ndengerin waktu seminar muslimah ketika Bunda Sinta Yudisia dan Bu Retno memberikan materi
30.   Finding sahabat pena
31.   Masih membantu syiar di B.Arab dan perpus
32.   Bikin diary harian
33.   Selesaikan muroja’ah dan tadabbur ayat (kalo bisa nambah hafalan) kurang 2 surat lagi yang belum lancar. Inshallah sebentar lagi juz 29. Aamiin >_<
34.   Menambah 50 senbanzuru lagi
35.   Ikut seminar HAI, kerja sama dengan RHI dan klub lain Alhamdulillah, SAC meski sudah bukan saya yang memegang sudah sering bekerjasama dengan Kafe Astronomi (berarti JAC nih ceritanya), juga perluasan cabang kemana-mana. Yah, tapi kurang begitu puas karena kontribusi saya yang minim sekali. Hehehe. Dan saya gagal ikut Astronomy Conference di ITB, sebagai ganti saya sempat ikut teleconference namun tidak begitu nyambung, hehe. Setidaknya sudah usaha kan? ^_^
Resolusi almost year: eksis baca dan nulis
Visi tahun ini: Manajemen Fokus, Manajemen Olah Stress, Manajemen Prioritas, Manajemen Hati, Belajar ikhlas

Jargon: Berkarya, Kontributif, dan Refreshable
Kutipan: Kesulitan adalah syarat mencapai kemudahan
         Semangat hidup dan mencintai hidup
                Never give up: jika kau menungguku untuk menyerah maka kau akan menunggu untuk selamanya
Motto: For me, dreams is everything; My imagination creates my reality; Be fulfunctioned person!