I want to live my life to the absolute fullest

To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken, to meet faces unknown

To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself

To stand tall with greatness

To chase down and catch every dream

LIFE IS AN ADVENTURE

Jumat, 28 Desember 2012

Wavelenght

Hari ini ada ang ingin Ciel ceritakan..

Hm.. apalagi ini -____-

Kali ini tentang hubungan. 

Hari ini Ciel berpikir bahwa Ciel payah sekali. Ciel yang poker face tidak tahu bagaimana menghibur seseorang. Itu membuat Ciel merasa menjadi manusia paling tidak berguna sedunia. Ingin aku bertanya kepada para lelaki, "Apa yang akan kalian lakukan jika melihat wanita yang menangis di hadapan kalian?" Karena aku tak tahu jawabannya.

Ciel, sejak kecil mendidik diri untuk kuat. Tidak mudah menangis dan cengeng untuk hal remeh temeh. Baru jika menyangkut perasaan mungkin, saya merelakan air mata saya keluar. Dan ada fenomena lain, ketika wanita-wanita lain lebih sensitif terhadap hal-hal yang lain. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan ketika mereka menangis. Yah, hanya memeluk, menggenggam tangannya erat, dan bilang "sudah-sudah". Lantas kau akan bingung ketika dia tetap menangis. Dan yang bisa kau lakukan hanya diam.

Menjadi sosok yang introvert. Yang memagari diri dengan tirai bambu. Yang sulit mengungkapkan perasaannya sendiri. Menghadapi wanita pada umumnya. Membuatku merasa: Aku sungguh payah. Aku berharap bisa banyak berbicara, mengeluarkan lelucon yang mampu membuatnya tertawa. Namun ternyata lidah ini tetap kelu. Tak ada satu katapun yang keluar.

Dan saya takut ini akan terbawa sampai nanti. Sampai ada orang lain di hidupku. Sejujurnya saya memikirkannya. Bagaimana membuat orang yang kau sayangi tersenyum. Terutama di kala mereka sedang bersedih. Dan tak ada kata yang bisa kau ucapkan. Akankah seseorang itu akan tenang hanya dengan sikap yang kutunjukkan. Kata yang mungkin sangat minim sekali. Wavelenght. Aku jadi berpikir kurasa saya hanya bisa hidup jika "the same wavelength" itu terpenuhi. Semoga aku bisa menjadi sosok yang bisa menjadi penenangnya, penghiburnya, dan mampu membuatnya selalu tersenyum dan bersemangat menjalani hari-harinya. The last question: Siapakah "-nya" itu?

Sepotong Hati

Hm.. Memang tahun ini bertema cinta..
Habibie dan Ainun. Dan cinta yang dibahas kali ini adalah seputar dua sejoli yang kurasa kita semua telah mengenalnya..

Well, ceritanya 2 hari yang lalu Ciel habis nonton nih film di bioskop. Okey, sukses bikin nangis. Hahay.
Film ini, saya yakin banyak yang menilai istimewa. Tapi ada beberapa point yang membuat saya terusik.

Jarang sekali Ciel bisa nangis ketika nonton suatu film. Namun kali ini Ciel pun akhirnya menyerah dan memilih meneteskan air mata di menit-menit awal. Scene yang membuat saya menangis adalah ketika Ainun mengutarakan alasannya menjadi dokter kepada Rudi. Huwaaaa.. sumpaaah saya sedih sekali. Begitu banyak alasan seseorang untuk membuatnya berkeinginan menjadi dokter. Tapi saya? Saya merasa belum terpanggil. Itu membuat saya begitu sedih melihat adegan itu. TT^TT

Sebenarnya scene itu yang paling mengena (dalam hal bikin saya nangis)..

Yah, selanjutnya. Ini tentang sosok karakternya. Kurasa sifatnya ada yang mirip dengan saya. Tapi banyak ndaknya. Hahaha ^__^. Yaitu tentang prinsip hidup. Tapi beruntungnya mereka berada di jalur yang mereka minati. Tentang impian. Mereka benar-benar mengejar apa yang mereka inginkan. Sejujurnya itu membuat saya iri. Sangat iriiiiii. Seperti mereka, aku pun ingin hidup sesuai dengan prinsip yang ku anut, dan mengejar impian-impian itu salah satu fokusnya. Yah, tak peduli dengan apalah itu jabatan, uang. Betapa bahagianya mempersembahkan sesuatu hasil kerja keras diri kita sendiri pada orang yang kita cintai. Yah, yang terpenting adalah membahagiakan diri kita, dan orang-orang yang kita cintai di sekitar kita. Kisah cinta dalam kehidupan itu sesederhana itu.

"The same wavelenght". Yah, seperti yang selalu kuutarakan sebelumnya. Bahwa ini adalah tentang kecocokan jiwa. Tak peduli seideal apapun orang di hadapanmu jika jiwanya tidak cocok ya tidak akan ada yang namanya pertautan. Sebaliknya meski banyak kekurangan yang tampak pada diri seseorang namun jika terdapat kesamaan di jiwa, tak ayal bisa jadi dialah potongan hati yang kau cari.

Yang terpenting dari suatu hubungan adalah percaya, saling menghargai, saling mendukung, dan setia.

Tentang gelombang dalam jiwa. Pernahkah kau merasa memiliki "connection" dengan seseorang? Yakni ketika kau merasa seakan mampu merasakan apa yang seseorang rasakan hanya dengan mendengar, atau melihatnya saja. Atau ketika kau berada di negeri antah berantah dengan seseorang yang jauh entah dimana, namun ada sesuatu yang membuatmu merasa terhubung dengannya? Suatu komunikasi yang tersalurkan tanpa kata. Hanya sikap yang berbicara namun hati menyimak dan mengamini. Getaran semacam itu yang pernah kurasakan dalam suatu persahabatan. Ketika diam menjadi penguasa, namun hati justru semakin dekat satu dengan yang lain. Berbicara dalam kesunyian. Saling menyelami pikiran masing-masing. Ah apalah artinya itu. Seperti itulah yang kurasa akan kau dapatkan jika kau telah menemukan sepotong hati yang kau cari.

Tentang Ciel..
Yah, Ciel adalah tipe manusia yang susah sekali bicara. Susah sekali berekspresi melalui suara. Namun ada seseorang yang mampu membaca semuanya melalui mata. Menenangkan dalam diam di kala tangis menyeruak. Menyimak dengan seksama ketika kesal menyelinap di sela wajah. Meresapi kebahagiaan yang terpancar dan menyelami kesenangan masing-masing. Namun seseorang itu hanyalah fiktif belaka.

Seorang Ciel yang tak henti-hentinya menciptakan 'dunia yang ideal' di dalam benaknya. Menciptakan 'teman fantasi' yang memiliki "connection" itu. Huh, padahal ada orang lain dalam kehidupan nyata yang jauh lebih berharga. Seseorang yang dengan kekurangannya menunggu untuk dilengkapi.  Nah, yah. Cara mencari sepotong hati yang masih bersembunyi adalah dengan menunjukkan siapa diri kau yang sebenarnya. Yaitu dengan memperbaiki diri. 

Ciel, INFP ers..

Rabu, 26 Desember 2012

Ketika Saya Pulang...

Hari Senin 24 Desember 2012 saya pulang..

Sebelumnya, Sabtu 22 Desember.. 
Saya 'dipaksa' pulang. Ini sangat aneh. Tak pernah mereka memintaku pulang seheboh kali itu.
Dan saya bersikeras ingin tetap tinggal di Surabaya. Hm.. dan tak pernah saya semarah itu gara-gara disuruh pulang. Padahal saya mau mengucapkan 'Selamat Hari Ibu' via telepon, namun akhirnya kuurungkan karena situasi yang 'tidak mengenakkan'. Akhirnya kata itu kuucapkan melalui sms.
Selamat hari ibu. Silvi sayang mama.
Pada akhirnya mereka bilang, ya sudah besok pulang ya? Dan saya yang tidak yakin hanya bilang 'gak tau'..

Hari Minggu...
Pagi hari mereka segera menyuruhku berangkat. Namun saya menolak. Karena truz dipaksa saya akhirnya beralasan saya harus belajar, dan mereka menyerah tapi tetap meminta saya pulang esoknya. Dan saya mengiyakan.
Padahal selama di kosan Ciel sama sekali tidak belajar, karena penat, banyak pikiran, dan malah nge game. Saya juga sempat 'kesal' dengan opini teman. Saya kesal dengan diri saya, lingkungan saya, pendidikan saya, dan semuanya.

Hari Senin...
Ciel bilang kalau kehabisan tiket kereta dan ndak mau naik bus.
Ayah dan Ibu berkeras saya harus pulang. Pada akhirnya saya pulang naik kereta malam.

Di rumah saya bertanya tentang hasil lab saya..
Saya memiliki pembesaran kelenjar thyroid dan beberapa minggu yang lalu saya tes ke lab. 
Ibu bilang sudah ke dokter yang merujuk saya namun belum ketemu. Jadi Ibu memilih berkonsultasi ke dokter di Puskesmas. Dan kebetulan dokter ini yang dulu menangani ayah saya yang pernah kena hipertiroid. Dokter yang sudah sangat senior. Namun inilah yang membuat saya tercengang. Dokternya mengatakan sesuatu yang luar biasa hanya dengan melihat hasil tes lab saya.

Hasil tes lab saya:
kadar T3 1,5 (Normal : 0,6 - 1,85 ng/ml)
kadar T4 13,3 (Normal : 5,0 - 13,0 ug/dl)
kadar TSH 1,4 (Normal : thyroid : 0.4 - 7,0 ulU/ml)
dari diagnosis dokter sebelumnya saya terkena gondok/goiter/struma 

Dari yang ibu ceritakan kepada saya dokter menilai bahwa 'kok umur segini sudah kayak begini'. Yang saya tangkap meski saya tidak tahu seabnormal apa kadar tiroid saya, tapi dokter merasa di usia 20 tahun kadar tersebut tidak semestinya seperti itu. Dokter bilang pasti anak ibu ada pikiran sesuatu. Ibu saya  membenarkan mungkin gara-gara anak saya banyak kegiatan dok, dia aktif di kegiatan keagamaan, lagipula dia juga kuliah di kedokteran dok pasti gara-gara pelajarannya. Tapi dokter bilang sepertinya ndak gara-gara itu, bu, tapi ada sesuatu yang lebih dari itu. Ada masalah lain yang lebih berat.
Ibu diberi saran agar "buka mata lebar-lebar, pasang telinga lebar-lebar, dan mulut sedikit bicara" maksud dokter adalah agar Ibu lebih memperhatikan saya, lebih mendengarkan saya, dan tidak benyak mengomeli saya. Saya tersentak mendengarnyaa. Saya rasa dokter ini benar. Saya sedang mengalami krisis dalam kehidupan. Saya benar-benar terbelit dalam masalah. Tentang diri saya. Yah, dok, Anda benar. Sesuatu itu hampir membuat saya gila.
Ada hal yang paling mencengangkan dari semua itu. Ketika dokter memberi komentar ketika ibu bilang bahwa saya aktif di organisasi keagamaan. Beliau berkata."Untung anak ibu menyibukkan diri di kegiatan keagamaan. Kalau tidak ini bisa ke arah narkoba lho. bu.". Jujur, Tuhan, saya takuuut. Kurasa itu bisa benar. Jika dulu saya tidak mengenal rohis bisa jadi saya tidak selamat seperti sekarang. 

Yang saya bingungkan sampai sekarang bagaimana dokter bisa tahu hanya dengan melihat tes lab saya. Padahal saya tidak disana. Hanya ibu seorang yang ada disana.

Disisi lain. Selama ini saya memang selalu mejadi anak baik-baik. Selalu 'taat dan patuh' (meminjam istilah ibu saya) kepada orang tua. Mereka tidak pernah tau tentang Ciel yang sebenarnya. Tentang masalah yang Ciel hadapi. Dan bukan haya mereka. Mungkin sebenarnya tidak ada yang benar-benar tahu. Ciel yang kukenal memang lebih suka menyimpan semua masalahnya sendiri dengan dalih tidak ingin membebani orang lain, tidak ingin merusak kebahagiaan orang lain dengan cerita sedihnya. Namun hal ini sejujurnya menggerogoti diriku semakin dalam dan semakin dalam. Sosok yang menjadikan segala sesuatu menjadi bebannya sendiri. Saya membenci sosok yang seperti itu. Tapi itulah saya selama ini. Sejak saya kecil. Masa lalu yang membentuk Ciel yang sekarang.

Namun saya berterima kasih kepada seseorang, dan beberapa yang lain. Karena kehadiran mereka saya mampu bertahan. Saya yang selalu berpura-pura sok kuat di hadapan yang lain, namun sebenarnya sangat rapuh, serapuh tumpukan pasir yang dengan mudah terbawa angin.

Hari itu saya benar-benar menyadari bahwa masalah saya sangat serius. Sang Dokter sangat benar. Mungkinkah saya butuh pertolongan? Saya belum meutuskan. Saya masih ingin bertahan sendiri.

Arigatou minna~
Percaya bahwa saya akan baik-baik saja. Daijoubu da yo~

Jumat, 14 Desember 2012

Jika Suatu Saat Nanti Kau Jadi Ibu


Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti Asma' binti Abu Bakar yang menjadi inspirasi dan mengobarkan motivasi anaknya untuk terus berjuang melawan kezaliman. "Isy kariman au mut syahiidan! (Hiduplah mulia, atau mati syahid!)," kata Asma' kepada Abdullah bin Zubair. Maka Ibnu Zubair pun terus bertahan dari gempuran Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi, ia kokoh mempertahankan keimanan dan kemuliaan tanpa mau tunduk kepada kezaliman. Hingga akhirnya Ibnu Zubair syahid. Namanya abadi dalam sejarah syuhada' dan kata-kata Asma' abadi hingga kini.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya. Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun. Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar. Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih. Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yang lain. Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur'an. Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris wahyu. Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah. Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu. Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab. Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah. Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya. Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya: "Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu. Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya. Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, amin!". Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi'i.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman. Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu. "Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram...", katanya memotivasi sang anak. "Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram...", sang ibu tak bosan-bosannya mengingatkan. Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani. Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses. Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu. Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan "Kamar DR. Zewail" di pintu kamar anak itu. Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri. Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor. Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia. Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.

*copas*

Selasa, 11 Desember 2012

Seperti Apa Anda Mengukir Sejarah?

Dear Ciel,

Mati adalah awal kehidupan. Hidup adalah pangkal kematian. Hidup dan mati, datang silih berganti, tidak ada yang kekal abadi. Itulah hukum alam yang hakiki. Oleh sebab itu, jangan takut mati, jangan mencari mati. Selama hidup, lebih baik bersegeralah perbanyak kebaikan, syukuri diri dalam keadaan apapun, dan tahu diri di manapun. Bebas, lepas, tidak terikat dan melekat, cerah ceria, berpikir optimis dan positif setiap saat, insyaallah hidup senang, mati tenang. :-)

////////////////////////////////////////

Kisah Nyata...
Pagi itu seorang pria menjalani rutinitasnya seperti biasa. Sebagai seseorang yang mempunyai relasi luas dan sibuk, ia selalu menyempatkan diri untuk membaca kolom pengumuman termasuk juga kolom berita kematian. Tiba-tiba matanya membaca sebuah berita, berita yang sangat mengejutkan dan membuat bulu kuduknya merinding. Ia sedang membaca berita kematiannya sendiri. Pria ini terhenyak, ia lalu bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia masih hidup? Apakah saat ini ia ada di dunia atau di alam baka? Saat ia menyadari bahwa ada sebuah kesalahan dalam berita ini, mungkin karena memiliki nama yang sama,
pastilah redaksi koran ini telah melakukan kesalahan. Namun karena rasa penasaran ia pun melanjutkan membaca berita tersebut. Ia ingin tahu apa tanggapan orang mengenai dirinya. Dalam artikel itu ia disebut dengan panggilan 'raja dinamit' telah wafat. Pada bagian lain ia juga disebut sebagai 'partner dewa kematian'. Ia terkejut bukan kepalang, apakah seperti ini dirinya akan dikenang
oleh orang-orang? Kejadian ini membuka pikirannya, ia lalu memutuskan bahwa ia tidak ingin dikenang seperti itu. Ia bertekad mulai saat itu juga ia akan berjuang
demi kedamaian dan kemanusiaan. Begitulah akhirnya, pria yang bernama
Alfred Nobel ini dengan tekadnya ia berusaha hingga pada akhirnya namanya
diabadikan dalam hadiah perdamaian--yaitu Nobel Prizes. Bagaimana dengan Anda? Seperti apa Anda ingin dikenang oleh orang-orang yang Anda tinggalkan? Warisan apa yang akan Anda sumbangsihkan demi mashlahat umat banyak? Apakah orang-orang akan mengingat Anda dengan penuh cinta dan rasa hormat? Mari kita bersegera lakukan sebanyak kebaikan, mulai hari ini, detik ini,  saat ini juga.

Salam hangat dari temanmu,
Ahira



Selasa, 04 Desember 2012

Daisuki, minna~

Sebenarnya yang membuat semua ini begitu semu adalah perbuatan kita. Ah, bukan. Hanya perbuatanku kurasa.
Yang tahu hanya diriku sendiri. Tentang "role play" yang sering kumainkan sedari aku kecil. Bahwa aku lebih suka bermain dengan diriku sendiri, tenggelam dalam pikiranku sendiri, dalam perasaanku sendiri. Dibanding bermain dengan teman-teman yang benar-benar hidup di sampingku. Dalam kehidupan nyataku. Namun itu sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Aku sangat senang berteman dengan mereka, hanya aku selalu memiliki rasa takut. Takut atas pengkhianatan, takut atas kehilangan. Sehingga aku selalu memberi segumpal jarak pada setiap orang. Agar tidak begitu menyakitkan jika terjadi sesuatu terhadap kami. Namun hal itu justru membuatku semakin merasa sendiri. Dan membuatku semakin tenggelam dalam-dalam atas dunia imajiner yang senantiasa kuciptakan. Aku berkutat dalam permainan yang kubuat sendiri. Bermain role play, menjadi sosok apapun yang kukehendaki.
Meski hal itu telah terjadi bertahun-tahun silam. Meski keberadaan teman, kawa, dan sahabat disampingku telah begitu nyata kurasa. Namun kurasa role play itu tak sepenuhnya hilang. Apa benar jika Tuhan menciptakanku bersama dunia kesemuan. Di usiaku yang sekarang bahkan. 'Jika kau ada maka aku tahu ada yang salah dengan diriku'. Itu kataku padamu waktu itu. Dan betapa lihai aku menciptakan kamuflase dengan menciptakan role play itu di kehidupan nyata. Aku menjadi begitu dekat dengan beberapa orang karena role play yang kumainkan. Apa ini juga semu? Aku tak pernah tahu jawabannya. Namun, karena kutahu bahwa sebenarnya kalian adalah nyata, aku begitu senang dengan keberadaan kalian. Meski aku tak pernah benar-benar bisa melihat kalian, menyentuh kalian, atau berbicara dengan kalian. Dream is create your imagination into reality. Namun aku sendiri tak memahami apakah ini adalah mimpi juga. Ketika aku memiliki kalian. Orang-orang yang begitu berharga dalam hidupku. Meski aku tak benar-benar memiliki kalian. Semua ini adalah semu, namun semua ini adalah nyata. Itu bagian terpenting yang membuat ikatan ini begitu berarti. Aku tak akan pernah bisa menyampaikan. Tapi aku senang. Aku bahagia. Aku merasa beruntung kalian ada di sampingku saat ini. Dan sekali lagi mungkin aku tak akan pernah bisa menyampaikannya. Betapa berharganya kalian. Betapa berartinya kalian di hidupku. Dan kata-kata pun tidak akan pernah cukup. Tapi.. terima kasih. Arigatou, minna~
Aku akan selalu mengingatnya "Aku berharap kau mendapatkan teman yang baik dalam kehidupan nyatamu, Ciel. Aku berharap kau pun menemukannya. Seseorang yang benar-benar ada di sampingmu."
Aku akan berusaha menjalani hidup ini dengan lebih baik lagi. Aku akan hidup dengan positif. Aku akan menunjukkan betapa cerianya hariku, betapa cerahnya langitku. Sehingga tiba hari ketika hanya kebahagiaan yang aku bagi bersama kalian. Sehingga kalian tak perlu lagi mendengar cerita sedihku.
Karena kalian aku ada disini, bertahan di titik ini. Meski aku bukan siapa-siapa. Meski kalian bukan siapa-siapa. Namun harga dari apa yang telah kita saling utarakan tak akan pernah bisa diganti dengan apapun. Daisuki minna san~ ^^

Connection

Ketika aku melihatmu dari jauh aku lega karena kulihat kau tampak baik-baik saja. Meski aku tak perlu menyapamu lagi, tak perlu berbincang panjang denganmu lagi. Syukurlah, kau baik-baik saja.
kau memiliki teman-teman yang menyenangkan. Kau benar-benar bergerak maju, sahabatku. Aku sungguh senang melihatnya. Kau tahu setiap kali aku membayangkan betapa bahagianya dirimu saat ini aku selalu mengingat senyum yang kau kembangkan setiap kali di hadapanku. Dan kau tahu setiap kali mengingatnya tanpa sadar aku pun ikut tersenyum. Yokatta, semua baik-baik saja untukmu.
Ada hal yang selalu ku takutkan ketika dulu kita berpisah. Yaitu tentang kenangan kita. Aku sangat menyayangimu, sahabatku. Sangat menyayangimu. Kau, tahu betapa beruntungnya aku karena mengenal orang sepertimu. Aku sangat bahagia karena kau adalah temanku. Meski tak banyak hal yang sempat kita bagi. Meski waktu itu berjalan begitu singkat. Meski perpisahan kala itu tiba begitu cepat. Namun hati kita sungguh telah tertaut.
Dan kau tahu, sahabatku. Hingga kini aku masih hidup dengan bayangan masa lalu. Tentu saja tak akan ada yang bisa menggantikanmu. Tak akan pernah ada. Aku tak sehebat dirimu, teman. Jika kau tahu, aku begitu sering merasa sepi. Aku tidak berteman dengan baik disini. Namun bagaimanapun dengan caraku sendiri aku telah menemukan teman-teman baru. Namun tetap saja ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang pergi bersama masa lalu.
Kini, aku tak terlalu peduli terhadap diriku. Kulihat kau telah bahagia disana. Dan aku akan senantiasa berdoa untukmu, sahabatku. Aku pun akan berjuang. Aku akan berusaha menjalani hidup ini dengan lebih baik lagi. Suatu hari nanti kita akan bertemu lagi dengan kondisi yang berbeda. Dan akan kupastikan bahwa aku akan menjadi manusia yang lebih baik, sahabatku. Seperti yang selalu kita lakukan dulu. Mengucapkan kata "SEMANGAT!" untuk satu sama lain. Aku akan berusaha bergerak maju. Meski menyakitkan. Meski tidak mudah berdiri membelakangi masa lalu. 'Kau bisa percaya padaku'. Aku akan mengatakan itu padamu. Meski aku ragu, meski aku tak yakin terhadap diri ini. Setidaknya ada satu hal yang telah pasti. Aku bahagia melihatmu bahagia. Aku akan selalu merindukanmu, dan tak sabar bertemu denganmu. Uhibbuki fillah..

Selasa, 13 November 2012

Perasaan dan Laki-laki (1)

Tentang perasaan..
Ciel tak pernah paham mengapa lelaki begitu istimewa.. Seistimewa ayah bagiku..

Tidak, bukan seperti itu. Bagiku makhluk itu begitu 'asing'.. Tentu tidak bisa kusamakan dengan ayah..
Pengalaman di masa kecil dengan makhluk bernama 'lelaki' tidak pernah berujung baik, haha. Aku ingat ketika pernah melempar batu dan secara tak sengaja menimpa kepala anak laki-laki yang tak sengaja lewat. Aku masih ingat wajahnya ketika itu--ketika dia masih kecil--yang tentu mungkin aku tak akan kenal lagi kalau bertemu dia sekarang. Anak berkacamata yang marah itu, yang membuatku pucat pasi dan menghindarinya dan berujung rusuh karena aku harus menghadapi guruku untuk diceramahi. Atau tentang anak tetangga yang begitu jahatnya mematahkan pohon yang aku tanam sendiri ketika dulu aku masih kecil, yang begitu aku sayangi aku siram dan pandangi setiap hari. Lantas setelah itu tanpa pikir panjang aku balik masuk ke pekarangan rumahnya dan mencabuti bunga-bunga di halaman yang terbentang itu. Walhasil sesosok ibu keluar dari rumah itu dan marah-marah menyumpahiku. Sungguh nakalnya diriku dulu. Yah, itulah pekerjaan gadis kecil yang bahkan baru bisa mengeja alfabet. Aku masih TK waktu itu.
Masa SD pun tak ada bedanya. Bagiku lelaki tetap makhluk asing. Entah mengapa aku senang dengan apa yang mereka lakukan, namun aku tak bisa melakukannya. Aku iri ketika mereka bermain bola namun aku hanya bisa melintas saja di dekat lapangan sepak bola. Atau ketika mereka tengah asyik membicarakan film Power Rangers atau Ultraman, aku hanya bisa menguping, mengiyakan cerita mereka dalam hati, atau terkadang memprotes jika mereka terlalu mengada-ada, juga ingin sekali rasanya menjawab apa yang mereka tidak tahu namun aku tahu. Tapi itu hanya angan-angan, aku tak pernah bisa memasuki 'lingkaran kehidupan mereka'. Lagi-lagi hanya menguping dan mengiyakan pembicaraan mereka dalam hati.
Aku begitu ingin berteriak "Kau payah!" ketika melihat ada lelaki yang tidak suka dengan mata pelajaran olahraga, terlebih sepak bola. Mungkin itu terbawa hingga kini. Aku merasa sedikit memandang rendah lelaki yang tidak suka bermain sepak bola atau bahkan sekedar membahas bola itu sendiri. Dan aku heran, ternyata orang seperti itu benar-benar ada.
Kembali tentang perasaan, ketika itu usiaku 11 tahun dan aku masih tak mengerti masalah perasaan antara laki-laki dan wanita. Mereka bilang ada yang menyukaiku. Dan mudah sekali aku mengabaikannya. Bagiku selama tidak ada bukti yang nyata, yaitu si pelaku tidak bilang sendiri, maka bagiku segala rumor apapun tentang itu adalah tidak benar. 
Lalu masa-masa selanjutnya cukup seru. Ketika bagiku makhluk itu tetap teramat asing. Aku harus menerima  menjadi salah satu korban pembulian teman-teman yang mengolok-olokku dengan seorang teman laki-laki yang cukup membuatku malu, pipi bersemu merah atas perasaan yang sebenarnya tidak pernah ada. Malu itu lebih karena takut membuat teman yang itu ikutan malu atas perbuatan tidak bertanggung jawab teman-teman. Ketika itu usiaku 14 dan aku masih belum mengenal cinta kecuali dari cerita cinta atau film roman saja.
Selanjutnya bahkan aku semakin dingin dan menjaga jarak dengan makhluk bernama laki-laki. Namun tabiat baruku dimulai. Aku memang tak pernah bisa mendekati 'sosok' itu secara fisik, namun berbeda setelah aku mengenal dunia yang akan mendekatkan kita walau jarak berkilometer membentang, yaitu melalui nirkabel. Yah, selular. Aku mengenal banyak sosok laki-laki, dan ada beberapa yang bahkan menjadi teman baikku hingga saat ini. Disitulah aku menyadari bahwa hubunganku dengan 'makhluk asing' itu akan berjalan baik selama kita tidak bertemu fisik.
Lamat-lamat tak hanya selular, namun juga cyber. Yah, sejak SMA kelas 1 saya telah kecanduan internet. Mungkin itu disebabkan kemampuan verbal saya tak begitu bagus. Aku sangat buruk dalam berkomunikasi langsung dengan seseorang. Namun melalui chatting, YM, email, dan friendster kala itu hubunganku dengan makhluk bernama lelaki itu berjalan cukup baik. Dan disini aku menemukan bahwa banyak hal yang membuatku lebih klop berteman dengan laki-laki daripada perempuan.
Hingga facebook datang dan mengubah semuanya. Mengubah zona eksistensiku yang begitu hidup di dunia maya namun cukup rapuh di dunia nyata. Ketika itu bahkan saya sempat mendeklarasikan 'pacar pertama saya' yang tentu saja tidak beneran di jejaring sosial paling laris itu.
Awal 17, aku masih bertahan dengan menganggap mereka 'asing'. Namun ada beberapa orang yang membuatku berpikir bahwa mereka cukup mampu membuatku nyaman, sehingga mudah bagiku untuk membuka pintu relationship yang luas untuk mereka. Aku tak perlu menyebutkan nama mereka, yang jelas mereka baik, bahkan terkadang sangat lucu. Manusia itu begitu gokil, cerah dan meriah yang membuatku begitu menikmati diriku yang sebenarnya.
Hingga aku mengenal tentang pertemanan yang lebih serius. Menciptakan role play. Berpura-pura menjadi kakak, adik, ibu, atau bahkan berpura-pura menjadi kekasih, haha.. Dan disitu aku mengenal tentang perasaan.. Menjaga perasaan, saling menghargai, saling menghormati, dan saling mendukung..
Umurku hampir 19 tahun, dan baru kali itu aku mengenal apa itu cinta. Jika kau bertanya bagaimana rasanya jatuh cinta, kubilang aku tidak tahu. Karena bukan aku, tapi seseorang. Itu pengalaman pertama bagiku ketika ada 'makhluk asing' yang mengatakan bahwa dia-suka-pada-ku. Oh mean! Kalian tahu aku memikirkannya sepanjang tahun. Hanya untuk menyesali diri, kenapa itu bisa terjadi. Dan memang tidak berhenti sampai disitu. 'Si tangguh' itu belum menyerah ketika aku bilang bahwa 'aku tidak menyukainya', bukan berarti aku benci ya?! Maksudku aku tak menyukainya seperti dia menyukaiku. Manusia itu berharap lebih, namun aku terus menghindar. Tapi aku berterima kasih padanya, semenjak itu aku mulai belajar tentang perasaan.. tentang cinta.. melalui cerita roman, perasaan seseorang, atau dari lirik lagu.. Dan lebih-lebih aku sedang mempelajari perasaan makhluk keturunan Adam itu.. melalui referensi apa saja!
Yah kini usiaku 20 tahun dan aku telah mengenal perasaan bernama 'cinta' itu. Dan laki-laki.. mereka tidak seasing dulu..

~sekian~

Kamis, 08 November 2012

Himawari Indonesia Translation


ini adalah translation Himawari terbaik yang pernah saya baca.. Terima kasih Natsuchii atas translation nya.. Check it out!

Kumo ga himawari o tojikometatte
Karera wa taiyou ni shinjiteru
Hiai o tsuchikai chinmoku no ura de
Kibou o nomikomi toki o matteru

Meski awan mengurung bunga matahari,
Bunga matahari itu tetap percaya pada matahari
Di sisi lain kebisuan yang memelihara kesedihan,
Mereka (bunga matahari) tetap menunggu saat ketika orang lain bisa memahami harapannya


Tatoeba kanashimi mo komezu ni
Ai o utaeru kai?
Sono toushindai no ai o

Misalkan diri kita tidak dipenuhi oleh kesedihan,
Akankah kita tetap menyanyikan cinta?
Menyanyikan cinta segenap jiwa itu...

“Ningen” hito to hito to no aida ni
Nani o hagukumu katte koto darou
Yuujou de ari, aijou de ari
Kodoku de ari, yuuki mata yume de ari
Nan no kakehiki mo naku sore o kotoba ni shita toki ni
Hitotsu no uta ga umareru
Hadaka no uta ga

Manusia... diantara satu sama lain...
Apakah yang mereka erami?
Dengan adanya persahabatan, dengan adanya kasih sayang...
Dengan adanya kesendirian, dengan adanya keberanian untuk bermimpi kembali?
Ketika tak ada satu pun pilihan saat harus mengungkapkannya ke dalam kata-kata,
Sebuah lagu pun terlahir...
Lagu yang hampa

Todokezu jimai no “arigatou” ya “gomen nasai” wa kazoe kirenai
Tada koko ni waku kibou o nashitogeru tame ni
Susumu yo furimukazu ni
Omoide ni bura sagatteru hima wa ore ni wa nai
Motto kagayaku asu o misue
Kono genjitsu o fumishimeru yo

Aku tak bisa menghitung berapa banyak kata “terima kasih” maupun kata “maaf” yang tak bisa tersampaikan
Aku di sini hanya untuk meraih harapan yang terbit
Aku akan terus maju tanpa melihat ke belakang
Bagiku, tak ada waktu untuk menggantungkan hal itu sebagai kenangan
Yang ada hanyalah mencari hari esok yang lebih bersinar
Dan aku pun mulai melangkah ke dalam kenyataan ini

Tokubetsu na mono nante nani mo nakute ii
Tada watashi rashiku aritai
Surikireta kotoba o hi no hikari ni sukashi hokorashiku utai tsuzuketai
Jinsei wa hakanai yume o tabi suru koto janai sa
Mou wakaru shiawase nante
Kotoba mo wasurete hashirunda

Tak masalah jika tak ada satu pun hal yang istimewa dalam diriku
Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri
Dengan bangga aku ingin melanjutkan dan menyanyikan kata-kata yang menipis itu di bawah cahaya matahari
Sesungguhnya kehidupan bukanlah menjalani mimpi yang sementara
Meski aku telah memahami arti kebahagiaan,
Pada akhirnya aku pun melupakan kata-kata itu dan berlari

Namida no sunzen ni wa kotoba ni mo naranai
HONTO no kimochi ga atte
Nani mo tsutaerarezu hohoemi de kakushita
Subete no kanashimi o koko ni tokihanatsu yo
Koko de owaraseru yo kinou no jibun o

Ketika aku hampir menangis hingga tak bisa berucap,
Saat itu, ada perasaan yang sebenarnya...
Ketika aku tak bisa mengungkapkan (perasaan itu), aku pun menyembunyikannya dalam senyuman
Di sini, ayo lepaskan semua kesedihan!
Di sini, aku ingin mengakhiri diriku yang dulu

Shizumari kaeru kokoro ni izumi
Momiji ga ichimai ukanderu
Nagameteru dake ja nani mo kawaranai
Tachiagari nani ka hajimerunda
Karappo no tori kago o soko ni oki atarashii basho de
Arifureta kiseki ni hikari o tomoshite yukereba ii

Mata air di hatiku pun berubah tenang
Ketika sehelai daun yang berubah warna mengapung
Hanya melihat takkan mengubah apapun
Bangkitlah! Ayo memulai apa saja!
Meninggalkan sangkar burung yang kosong dan menuju tempat yang baru di sana
Dalam keajaiban yang sederhana, tak masalah jika kita ingin mengobarkan cahaya

Jinsei wa nani ka ni tachimukau tame ni aru to itte mo kagon janai
Mae dake o muite arukou
Yokei na mono o ushinau tame ni mo
Shidai ni hitai ni ase ga hikaru
Sore ga ikigai to ieru hi mo mou chikai
Tassei no namida de hoho o nuraseyou

Tidaklah berlebihan jika kukatakan bahwa hidup ini ada untuk menghadapi sesuatu
Mari berjalan hanya ke arah depan
Meski itu berarti bahwa kita harus kehilangan hal yang melimpah...
Keringat di dahi kita akan bersinar
Dan sebentar lagi kita akan mengetahui alasan untuk hidup
Kemudian pipi ini akan dibasahi oleh air mata prestasi

Dareka no sei ni shite tarinai mono bakari
Kazoete owaritakunai kara
NISEMONO no tsubasa o tataminde arukunda
Miageru sora ga nani iro de mo kamawanai sa
Hikari wa koko ni aru kara ikite yukou

Aku hanya menyalahkan kekurangan orang lain
Karena aku tak ingin berhenti menghitung kekuranganku
Aku berjalan dengan sayap palsu yang terlipat
Dan aku tak peduli apa warna langit yang kutatap
Aku akan terus hidup karena cahaya itu ada di sini

Sora ni nanairo ga nijimu gogo
Aoi sora no houyouryoku kaze no atsumaru basho
Yorokobi mo kanashimi mo ajiwai tsukusu koto
MANIKYUA no you ni hagare ochita uso
Hadaka no kokoro, ooki na yume, chiisa na shiawase
Kimi no namida wa nani mo machigattenai

Tujuh warna pun mulai menyebar di langit sore
Toleransi langit biru, tempat berkumpulnya angin,
Baik kebahagiaan maupun kesedihan aku bisa merasakannya...
Kebohongan yang terkelupas seperti cat kuku,
Hati yang bersih, mimpi besar, kebahagiaan kecil...
Tak ada yang salah dengan tangisanmu

Tsurai no wa hitori dake janai sa
Dare datte mo ga iteru
Konna ore demo mirai o houkishita koto wa nai
Mawari michi ni ironna koto o oshiwari nantoka tatteru
Yami o tsureta mama de ii
To ni kaku ashita ni mukatte hashirou

Kepahitan bukan hanya ketika kita menjadi sendirian
Karena (sebenarnya) masih ada orang lain...
Namun, orang sepertiku takkan menyerah untuk masa depan
Di jalan memutar itu, aku telah mempelajari berbagai macam hal sehingga aku bisa tetap berdiri
Tak masalah jika kita membawa kegelapan
Setelah ini, ayo berlari menghadapi hari esok

Hikari no sasu hou e, hikari no sasu hou e
Susumou ze susumou ze
Fukakkou de ii
Doro mamire de ii

Menuju cahaya yang terang, menuju cahaya yang terang...
Mari kita lanjutkan! Mari kita lanjutkan!
Tak masalah meski sering melakukan kesalahan,
Tak masalah meski berlumpur...

Tada taiyou ni mukatte isshin ni saku
Ano himawari no you ni...

Hanya menghadap ke arah matahari, bermekaran dengan sepenuh hati
Seperti bunga matahari itu...


Read more: http://natsucchii.blogspot.com/2012/07/aqua-timez-himawari-indonesian.html#ixzz2BdGdOwnH

Velonica Indonesia Translation


Zasetsu mamire ryuukou ni magire shiawase na furi o shite utau
Motto hashire to iikashite
Mubou ni mo sotto kazakami e
Kita michi o ichibetsu yutori wa gomen
Shimensoka sansen ni tsugu ONE GAME
“Yama ari tani ari gake ari” chiri wa tsumetteku
Hateshinai tabi no tochuu de machi no hazure ni tachiyoru
Tsukareta ryouashi o sotto nigedashite nekorobu to kurikaeshite asai nemuri
Nandomo onaji ano yokogao nandomo onaji ano kotoba o…
“Ikiteru dake de kanashii to omou no wa watashi dake na no?” to

Dihadang penghalang, kebingungan di dalam kesenangan, bertingkah seolah-olah bernyanyi dengan riang gembira
Aku berkata pada diriku sendiri untuk terus berlari lebih jauh
Tanpa berpikir panjang, namun dengan perlahan, (aku) menuju ke arah datangnya angin
Dengan sekejap mata, aku melihat pada jalan yang telah kulalui, meminta maaf pada waktu
Dikepung oleh musuh membuatku ikut dalam pertarungan, suatu permainan
“Ada gunung, ada lembah, ada jurang,” debu pun mulai menumpuk
Dalam perjalananku menuju perjalanan tanpa akhir, aku berhenti di pinggir kota
Untuk menghilangkan rasa lelah pada lututku, aku kembali membaringkan tubuhku dan sekejap memejamkan mataku
Berulang kali aku melihat wajah yang sama, berulang kali aku mendengar kata-kata yang sama…
Aku bertanya, “Apakah aku satu-satunya orang yang merasa bahwa kehidupan ini hanya dipenuhi dengan kesedihan?”

TABAKO no kemuri ga chuu o uneri utsuro ni kieru
Kitto mada chikara naki osanai hi ni

Asap rokok pun bergerak di udara kemudian menghilang dalam kehampaan
Tentunya kita belum cukup kuat di hari yang begitu muda ini

Minakute ii kanashimi o mitekita kimi wa ima
Koraenakute ii namida o koraete sugoshiteru
Honto no koto dake de ikiteyukeru hodo bokura wa tsuyokunai sa
Tsuyokunakute ii? ii?

Kau telah melihat kesedihan yang tak seharusnya kau lihat saat ini
Dan melewati harimu dengan menahan air mata yang tak seharusnya kau tahan
Sebenarnya kita tidak cukup kuat untuk menjalani hidup hanya dengan kenyataan yang ada
Namun, kita tak harus menjadi lebih kuat, kan?

Mochiageta mabuta sekai wa haru da
Sakurairo no kaze o kakiwakete
Haruka kanata e mukau tochuu
Kono nanohana hatake ni kimi wa ita no ka na
Kono sora ni tori no shiroi habataki o boku ga sagasu aida
Kitto kimi wa daichi ni mimi o sumashi ari no kuroi ashioto o sagashita n darou na

Kelopak mataku pun terbuka, melihat dunia dalam musim semi
Yang menggambarkan angin warna sakura
Dalam perjalanan menuju tujuan yang sangat jauh,
Aku membayangkan jika kau ada di kebun bunga Canola ini…
Aku mencari burung putih yang mengepakkan sayapnya di langit
Dan pastinya kau mempertajam pendengaranmu ke tanah untuk mencari suara langkah kaki semut hitam

PIERO no you na kamen o haide
Taiyou ni wasurerareta oka ni tachi

Seperti badut yang terbuka topengnya,
Di bawah sinar Matahari, aku berdiri di bukit yang telah terlupakan

Tsuki no hikari o abite fukaku iki o suu
Sara no wareru oto mo donarigoe no nai sekai
Nukumori ga naku tatte ikite wa yukeru sa
Dakedo bokura ikiteru dake ja tarinakute

Bermandikan cahaya rembulan, aku menghirup napas dalam-dalam
Di dunia tanpa suara piring yang pecah, di dunia tanpa suara kemarahan…
Meski tak ada kehangatan, aku akan tetap berdiri dan akan melanjutkan hidupku
Akan tetapi, hanya sekadar menjalani hidup pun tak cukup

Mebuku daichi ya buatsui miki ya kiesaru niji ya sugisaru hibi ya
Yozora no SUPIKA (Spica) shiki no fushigi ga oshiete kureta
Shinjitsu o sagashitsuzukeru bokura ni

Tanah yang menumbuhkan tunas, batang pohon yang membesar, pelangi yang mulai menghilang, hari-hari yang berlalu,
Spica di langit malam, keajaiban dalam 4 musim… telah mengajarkan kita
Untuk terus mencari kenyataan

Dokomade tabi o shite mo
Inochi no hajimari wa ikite aisaretai to naita hitori no akago
Koko de wa nai dokoka o mezasu riyuu to wa
Kokoro de wa nai dokoka ni kotae wa nai to shiri tame

Tak peduli seberapa jauh aku menempuh perjalanan,
Permulaan kehidupan adalah ketika kita  hidup dan ingin dicintai layaknya seorang bayi yang menangis
Alasan kita menuju pada satu tempat tidak ada di sini
Karena tidak ada jawaban yang dapat diketahui di manapun, selain di hati


Read more: http://natsucchii.blogspot.com/2012/11/aqua-timez-velonica-indonesian-translation.html#ixzz2BdClx17q

「君となら」 Kimi to nara - Aqua Timez Indonesia Translation



Hiza no ue ni oiteita bunkobon ga BASARI to mokume no yuka ni ochita
Shujinkou no imouto ga byoushitsu de
Mado no soto o nagameteiru PEEJI (page)
Boku wa sono tsuzuki o yomu ki ni narenai
Nandaka sukoshi sabishi kara
Ima sugu ni kono basho o kakedashite
Kimi ni ai ni yukitai

Buku saku yang kuletakkan di atas lutut pun jatuh di lantai kayu dengan suara bergedebuk
Pada halaman (buku saku) dimana adik perempuan, sang pemeran utama ada di ruang kesehatan
Dan memandangi depan jendela,
Sepertinya aku tidak ingin membaca kelanjutannya
Karena suatu alasan, aku merasa sedikit kesepian
Saat ini juga aku mulai berlari menuju tempat itu
Aku ingin pergi untuk menemuimu

Yorokobi yori mo kanashimi no hou ga utsukushii mitai ni
Touto ika no youni
Kikoetekuru sekai de mimi o fusaide itandakedo

Bahkan kesedihan pun terasa lebih indah dibandingkan kebahagiaan...
Seolah-olah menjadi hal yang lebih berharga
Itulah yang bisa kudengar di dunia ini, namun aku menutup telingaku

Kimi to nara samayotte mo ii
Kono meiro no youna kanashii sekai mo
Kimi to nara hakkiri to warai
Shikkari to namida o nagaseru youna ki ga suru

Jika aku bersamamu,
Mengembara dalam dunia yang sedih bagai labirin pun tak masalah bagiku
Jika aku bersamamu, senyumku tampak nyata
Dan aku merasa seperti bisa menumpahkan air mata ini dengan deras

Kioku no naka no PEEJI (page) ya otona ni natte oboeta
Kodoku ga shimetsuketa yoru ni mata naita
Kagami ni utsushita yowacchi~ watashi ni
Iyake ga sashite anta nanka daikirai to itta
Sekkachi na kono sekai de hito wa
Dore dake no ai o shitte yowasa misete naite warau no?
POKETTO (pocket) no naka ni wa DREAM anata ga kureta SUMAIRU (smile)
Mou sukoshi arukeru anata to nara

Halaman dalam perasaan ini mengingatkanku bahwa kita akan beranjak dewasa
Kesepian ini menjadi semakin erat hingga kumenangis lagi dalam malam
Kelemahanku yang terpantul di cermin membuatku menaruh kebencian padamu
Sehingga aku mengatakan hal seperti “aku membencimu”
Di dunia yang gegabah ini,
Berapa kali seseorang memahami cinta, memperlihatkan kelemahannya, menangis, dan tertawa?
Di dalam saku ini ada impian dan ada senyuman yang kau berikan padaku
Aku bisa berjalan sedikit lagi jika aku bersamamu…

Itsu no manika te o tsunaideru
Yakusoku de mo kimegoto de mo nai kedo
Itsu no manika te o tsunaide waratteru
Sonna futari ni nareru ki ga suru

Tanpa kusadari, tangan kita terhubung….
Bukan dengan janji ataupun dengan peraturan
Tanpa kusadari, tangan kita terhubung kemudian kita tersenyum bersama
Kita (berdua) yang seperti itulah yang selalu kubayangkan

Osoru osoru ano tsuzuki o yonde miru
Yami no naka hikari o taguriyoseru youni
Shujinkou no imouto wa kyoshitsu de
Daisuki na kokugo no kyoukasho o hiraku
Genki de ite, genki de iyou

Dengan penuh rasa takut, aku mencermati kelanjutan cerita itu
Seperti menarik cahaya dalam kegelapan
Adik perempuan, sang pemeran utama ada di kelas,
Membuka buku pelajaran bahasa (Jepang) yang sangat disukai
Dia baik-baik saja, semoga dia akan tetap baik-baik saja

Nan no hentetsumonai hibi da yo
Demo kyou wa ichido kiri da yo
Moshi ii koto ga nai toki wa hito no iitoko sagasu no sa
Soshitara sekai wa konna ni mo utsukushii n da koto?
Nijinde mo, urunde mo, kasunde mo, tachisukunde mo

Hari-hari terasa begitu biasa,
Namun hari ini hanya datang sekali
Ketika tak ada kelebihan dalam diri, kita akan mencari-cari kelebihan orang lain
Namun, bukankah dunia yang seperti ini begitu indah?
Meski memudar, meski berawan, meski berkabut, meski tak berdaya…

Kimi to nara samayotte mo ii
Kono meiro no youna kanashii sekai mo
Kimi to nara hakkiri to warai
Shikkari to namida o nagaseru youna ki ga suru

Jika aku bersamamu,
Mengembara dalam dunia yang sedih bagai labirin pun tak masalah bagiku
Jika aku bersamamu, senyumku tampak nyata
Dan aku merasa seperti bisa menumpahkan air mata ini dengan deras

Kimi ga omoi ukaberu hitotsu hitotsu o
Sono keshiki o kono me de miretara ii no ni na
Tada hitasura ni ai o megakete
Isagi yoku ikite yuketara ii na

Satu per satu perasaanmu melayang…
Aku berpikir, bisakah aku melihat pemandangan itu dengan mata ini?
Mata yang hanya tertuju pada cinta yang telah ditentukan
Dengan begitu, kita bisa hidup dengan berani, kan?

Kimi to nara… aimai ni sugiru hibi no naka
Kimi to nara… ikiteku imi ga nozomeite mo
Kimi to nara… hakkiri to warai
Shikkari to namida o nagaseru youna ki ga suru

Jika aku bersamamu… dalam samar-samar hari yang telah berlalu
Jika aku bersamamu… arti hidup pun seakan terbungkus dalam misteri
Jika aku bersamamu, senyumku tampak nyata
Dan aku merasa seperti bisa menumpahkan air mata ini dengan deras


Read more: http://natsucchii.blogspot.com/2012/10/aqua-timez-feat-lgmonkees-and-ishibashi.html#ixzz2Bd9SaE00