I want to live my life to the absolute fullest

To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken, to meet faces unknown

To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself

To stand tall with greatness

To chase down and catch every dream

LIFE IS AN ADVENTURE

Sabtu, 31 Desember 2011

The Kaleidoscope

- 2011 -

Januari
Aku bingung bagaimana memulai cerita. Januari tentunya masih merupakan awal tahun. Waktu itu pun aku masih semester 1. Masih labil banget tapi semangatnya masih membara sekali. Apa ya? Mungkin Januari itu bulan penuh rencana, penuh resolusi, penuh planning, dan penuh impian. Waktu itu aku ingat sebulan terasa sangat lambat. Melalui hari demi hari dengan belajar, ujian, dan harapan yang tak pernah padam.
Inget banget waktu semesteran masih musim galau Biomed (btw, kata ‘galau’ waktu itu belum terlalu populer, hehe). UP sih (so pasti ^^), juga UP Etika, tapi alhamdulillahnya gag ada yang SP, meski rasanya nilai aman dan pas pasan.
Banyak rencana gagal, tapi persiapan semakin matang. Ke Jogja pada akhirnya diundur karena administrasi dan ba bi bu urusan kampus.
Liburan pertama tertuju di Malang. Waktu itu Ciel nginep di rumah temen, makan surabi, jalan-jalan, ke BNS, dan yang pasti foto-foto ^^v.
Berangkat hari Rabu tanggal 26 Januari, truz ke BNS nya tanggal 27... tanggal 28 pagi pulang ke Jombang naik bis, habis itu persiapan buat CCC di smada.
Tanggal 28 nya CCC di SMADAJO dan ketemu temen2. Sayang banget, temen dari ITB ma STAN gag bisa dateng soalnya muzti kuliah.
Aku gag terlalu inget banyak sih tentang Januari, tapi seingatku sangat menyenangkan. Banyak fenomena lha, yang blum pernah terjadi sebelumnya. Banyak rumor dan isu. Lalu, aku punya banyak temen baru di FB yang pada akhirnya sangat dekat dengan Ciel. Dan selalu Aqua Timez merilis album di bulan Januari (lupa tanggalnya, hehe). Kaze ni Fukarete jadi top list setelah setahun sebelumnya Ehagaki no Haru menghipnotisku. (alay/). Video Mayonaka no Orchestra juga bikin aku lonjak-lonjak riang karena sangat berwarna, keren banget pokoknya. Terlihat sekali di bulan ini aku sangat bahagia dengan pelbagai teman yang semakin membantu kehidupanku. Aku menyebut 2011 sebagai titik balik di awal resolusiku kali itu. Kali itu aku mulai berusaha berdamai dengan keadaan. Memikirkan banyak kemungkinan. Memetakan hidup. Aku juga sangat antusias mengejar impian. Astronomy tak kulupakan. Dan aku mengkonkretkan resolusiku kali itu ^^. Aku menjadi semakin ekspresif, dan berbagi banyak hal dengan teman-temanku. Terutama teman-teman dumay yang sangat aku sayangi. Tapi setelah ngecek di Plurk aku gag terlalu aktif bikin plurk ternyata. Blogku juga belum jadi, hehe. Mungkin bulan ini juga yang menjadi perbatasan perubahanku. Banyak yang berubah di 2011. J


Februari
Februari itu sangat indah. Bukan karena bulan kasih sayang. Tapi bulan ini seperti starter segalanya. Starter pejuang impian. Yah, aku sangat bersemangat dalam memenuhi resolusi-resolusiku. Tanggal 3 Februari aku ke WBL bareng mbakku dan teman-temannya. Aku emmang sangat ingin ke pantai kala itu. Dan yukatta, berhasil kesampaian. ^^
Banyak wahana yang aku naiki (padahal lagi pake rok, berani-beraninya naik drop zone.. hahaha konyol), naik kano, bermain air, foto-foto, sangat menyenangkan J.
Aku mengisi hari-hariku di rumah dengan sangat maksimal. Benar-benar menikmati hidup. Bersenang-senang di bawah hujan. Bersepeda keliling kota. Wisata kuliner. Menikmati alam. Bertemu teman-teman. Silaturrahmi ke saudara-saudara, dan banyak yang lain.
Klai itu Ciel juga lagi ulang tahun, hehe. Bukan apa-apa sih, Cuma ulang tahun Hijriyah Ciel bertepatan dengan tanggal 6 Februari 2011. ^^
Dan waw, akhirnya resolusi besarku tercapai. Bukan Bandung memang, tapi Jogja. Sesuai request kakakku. Aku mengalah dengan pertimbangan Bosscha akan lebih indah ketika musim panas, sementara kali itu musim penghujan.
Tanggal 9 Februari aku dan kakakku berangkat naik Pasundan. Menikmati perjalanan dan indahnya stasiun Lempuyangan. Berkeliling, dan lain-lain. Sangat menyenangkan. Hingga aku membatin suatu saat nanti akan kembali melakukan petualangan di Jogja. Lalu tanggal 12 aku kembali pulang. Langsung otw ke Surabaya buat ngejar Japanese Festival di FEB Unair. Dan yukatta! Aku berteriak girang dengan suasana Jepang yang disuguhkan. Meski tak sempat makan ramen di Jogja, aku sempat makan torayaki di J-Fest. Foto-foto dengan cosplayer, ikutan pelatihan main shogi (dan Cuma aku pesertanya, jiaaaah). Namun sayangnya gag berhasil foto ma Shieru T^T, juga gag berhasil foto yukatta. Tapi gag menyesal gag foto ma yukionna (hiiii, takuuut >.<).
Februari Ciel juga mengalami kegalauan. Ciel bingung tentang kepribadian Ciel yang mendua antara dumay dan duta. Sangat berbeda. Ciel menyebutnya seperti 2 muka koin yang berseberangan. Ciel juga galau tentang persahabatan Ciel, status teman, dan kawan. Ciel juga tiba-tiba rindu dengan sahabat Ciel yang jauh di ujung barat sana.
19 Februari adalah pertama kali blog http://hnciel.blogspot.com kubuat :D. Mungkin karena sebelumnya Ciel dapet netbook baru, hehe. (15 Februari)
Aku mengejar banyak hal. Berfikir banyak hal. Dan mendadak merasa bersalah dengan seseorang.
Ciel banyak digalaukan tentang ‘ikatan’. Namun teman2 Ciel sangat menyenangkan J
Tapi kali itulah untuk pertama kalinya Ciel berniat OFF dari Fb. Berniat menjauh dari teman2 dan survive alone.
Meski pemikiran itu ditampik oleh kejadian2 yang berlalu setelahnya.
Ciel lagi galau dengan anatomi yang menanti. Membaca diktatnya seakan membaca mantera, hahaha. xD
28 Februari kembali ke kehidupan mahasiswa semula, sedih melewatkan NBL dan badminton di DBL Arena karena jadwal perkuliahan.
But, that’s all. Februari itu penuh warna. ^^
Setiap melihat langit aku merasa sangat dekat denganmu..
Posisi bintang disana tak jauh beda dengan disini bukan? Itu berarti langit kita sama..
Dan melaluinya kita terhubung.. Seperti hujan yg menghubungkan langit dan bumi, kita dihubungkan oleh langit..
Aku menyayangimu sebesar rasa sayangku pada langit..
Dan pada Juli nanti ku harap kita bisa bersama-sama menengadah di bawah langit..
Di Bosscha..




 Maret
Ini bulan mati. Penuh kesia-siaan. Anatomi sangat menyebalkan. Menguras jiwa, raga, hati dan pikiran (lebay bo’...). Rasanya ingin mengucapkan sumpah serapah. Atau balik kucing. Atau bertukar posisi dengan orang-orang. Gag tau deh mau bilang apa tentang bulan ini. Ingin kulupakan saja, hahaha. The Lost Month is Maret. Yang jelas hujan menjadi hiburan, Fb menjadi sahabat, dan harapan tak pernah pupus. Di bulan ini pertama kali semangat SMA kembali dengan ikutnya Ciel di DM 1 KAMMI. (25-27 Maret di Sidoarjo, menyenangkan bertemu teman2 baru J)


 April
Apa bedanya ma bulan sebelumnya? Ndak terlalu beda jauh. Yang jelas Anatomi itu Neraka. Aku merasa hidupku sepenuhnya dihabiskan untuk mati-matian menghafalkan hal-hal ‘tak penting’. Tapi paket 1 itu saat-saat paling rajin dibandingkan bagian manapun di kampus. Sayangnya karena terlalu fokus ‘mengamankan liburan’ jadi hubungan dengan teman2 kost gag terlalu baik.
Tercatat Ciel 3 kali membolos IKM (kalo gag salah sih buat pulang kampung, hehe). Kemudian Ujian Anat tanggal 3, dan UP (jiaaaaah >.<). Ini membuat Ciel gagal hadir di bedah buku DDU di ITS. Hm... menyebalkan sangat.
Ciel juga sempat ketemu teman lama di pertemuan Syiar FSLDK se Jatim di FST Unair.
Ciel beli kamera baru lho... Akhirnya, penantian 2,5 tahun terbayarkan. Hahaha (maklampir version xDDD). Bulan ini pertama kalinya Ciel seneng banget dan merasakan penuh harapan karena Ciel ketemu mas Yudhi dan SAC kemudian bahkan menjadi adminnya ^^. Semangat astroku menyala beribu-ribu kali lipat, hehe. Ketika itu untuk pertama kalinya terlibat aktif di dunia astronomi dengan even pertama : Hujan Meteor Lyrids (puncak 21 April). Ciel juga mendadak jadi staf KIAI Swayanaka meski sangat tidak aktif, hoho. Dan untuk kelima kalinya Ciel ditolak donor darah. Lalu tanggal 23 Ciel dengan sangat bersemangat bertekad kembali menjadi pendidik setelah bertemu Bapak Anis Baswedan dan presenter favoritku Najwa Shihab dalam Mata Najwa edisi spesial off line tentang “Indonesia Mengajar”.
Ada yang mengejutkan di akhir bulan ini. Untuk pertama kalinya Ciel terlibat cinta, huhuhu. Seseorang mengungkapkan perasaaannya ke Ciel. Unexpected banget deh pokoknya. T^T



 Mei
Mei diawali di hari Ahad. Ciel kenalan ma Aya lalu ikut workshop Jurnalistik di Poltekes Sutomo. Rasanya jiwa yang lama tertidur ingin segera bangun untuk bangkit dan menulis. Namun anatomi selalu menjadi kambing hitam, ahaha, padahal akunya yang males, hehe.
Mei Ciel gag terlalu aktif ol di Plurk maupun Blog.
Oh ya, bulan ini Ciel dan teman-teman dari ASSALAM bagi2 bunga ke para dosen dan foto2 bersama, sangat menyenangkan. ^^
Fenomena Astro ada Hujan Meteor Eta Aquarids, dan bahagianya Ciel dapat 2 meteor, hehe (Ciel gitu lho ;p).
Dan tak terasa ujian datang lagi dan Ciel melewati ujian paket 2 (10 Mei) dengan keyakinan UP diatas 50%.
Mungkin yang sering aku sebut di fb, Ciel sangat menikmati kesendirian Ciel, dan hal2 semu yang lama tak muncul. Sempat pulkam dan hunting foto matahari terbit dan wisata kuliner tentunya. Hya... dan untuk pertama kalinya Ciel UP PBL modul E (Konsep Sehat Sakit), jiaah. Nih modul geje abiz...
Lalu pertama kalinya bolos praktikum hanya gara-gara jadi sekretaris PBL dan lembur 3 hari 3 malam buat nyelesaiin laporan modul F: Human Structure yang menyebalkan itu, huuuuh >.<
28 Mei lonely di Kost Ciel melakukan istiwa a’dhom, dan mendapatkan bahwa kiblat Ciel udah benar, hurray ^^
Kabar menyedihkannya MU kalah dari Barca di final Champion. Dan banyak misunderstanding dengan seseorang hanya karena perasaan lebih mendominasi, lebih labil memang sepertinya.
Mei yang penuh polemik, drama yang terlupakan.
Langitku masih mendung kelabu
Jika kau ingin aku menangis maka turunkan hujanmu
Hingga aku mampu melihat pelangi sukmaku
Jika kau ingin aku tersenyum maka terbitkan mentarimu
Aku lelah
Lelah menjadi dandelion yg terombang ambing diterbangkan udara sendu
Meracau mengutuk diri yang mulai layu
Aku butuh cahayamu
Yg mampu menyinari dan menghangatkanku
Menyelimutiku dari suramnya kalbu



 Juni
Senangnya bertemu teman2 di haul mbah Bisri. Menyenangkan ^^. MTsN itu keluargaku J
Hari itu juga pertama kali curhat ke temen tentang ‘masalah di akhir bulan April’. Sedih banget. L
Juni maybe bulan galau. Hahaha. Bulan paling banyak copas, dan menuh-menuhin blog, hehe. Omedetou (kembang api nyala ^^)
Yah, disini Ciel sangat mantap dengan rencana bertahan sendirian.
Hm... apa yang terjadi di Juni???
Ada reuni RMMA (seneng banget akirnya ketemu dia). Terus rapat perdana KP-KAMMI, bersama orang yang sangat menyebalkan itu, hehe. Sempat jalan sehat juga, acaranya anak FKH sih, terus ikut acaranya anak CSS. Seru deh pokoknya. Dan tentu saja: UP PBL Modul F. Sangat menyebalkan.
Mentoring di GDC, dingin banget.
Cortex (program Syiar ASSALAM featuring Kajian Wilayah UKMKI) dan hari itu pertama kalinya Ciel ngobrol langsung ma dia. Huh, menyebalkan sekali!!! Orang itu menyebalkan. >.<
Ada 2 orang menyebalkan bulan itu. Dua2nya atasanku. Tapi aku menyukai mereka, hehe.
Puncak bulan ini ada di GBT (Gerhana BuLAN Total) yang menyedot perhatianku untuk mengekspos seluas mungkin dan walhasil banyak anggota baru SAC yang join ke Club kita. Aku sampe begadang semalaman demi update perkembangan Eclips dari kos2an. Bayangkan. Sendirian, malam2 di beranda kos. Kayak maling bukan sih, hehe. Dengan berbekal lotion anti nyamuk, selimut, sarung tangan, jaket, dan kaos kaki. Sempet juga shalat geehana meskipun sendirian. Sebenarnya ketika itu SAC dapat tawaran liputan dari wartawan Memorandum ma SBO TV. Tapi karena gag ada pengamatan bareng, yaudah, batal deh. Sayang banget L
18 Juni istiwa a’dhom 2 gag ada temennya, sebal. No respon dari rohis. Akhirnya ketahuan kiblat di kampus ada yang salah.
20 Juni Ciel OFF LINE dari FB. Tangis2an setelah pamitan ma seseorang T^T (Parahnya gantian sekarang dia yang ngilang. Mau balas dendam, ya, Kak! Hah?!!!). Hari itu juga temen Ciel menghibur dengan ngajak belajar Histo di Starbucks. Ya lumayan akhirnya bisa belajar setelah seharian galau, sedih karena perpisahan.
Bulan Juni ini, Ciel sering ngamat sendirian. Bagi Ciel itu menenangkan. Berbicara dalam diam kepada langit dan bintang-bintang. Persembahan Ciel untuk langit bahkan abadi dalam blog http://hnciel.blogspot.com/2011/06/surat-cinta-kepada-langit.html

melihat hujan dan membiarkan bulirnya masuk melalui tirai jendela, menghirup aromanya membiarkan dinginnya berserak menyapu wajah, aku akan terjaga karena kau turun membawa harapan,
selaksa mimpi akan kusematkan hingga merasuk dan membuat bunga-bunga kehidupan bersemi..
sehingga nanti aku tak akan sendiri lagi..

Kamis, 29 Desember 2011

KLEP-ON un(g)yu

Someday in My holiday (27 December 2011)...

...KLEP-ON un(g)yu...

bilang aja kue lavender with choconut ala chef Nitsuga Ciel Hurriyah...
Olala... THIS IS IT!!!


Bahan:
just with Tepung Ketan
sedikit Garam
Gula Batu Merah
dan parutan Choconut ^^

Cara bikinnya:
adonan dicampur : Tepung Ketan with Garam (sedikit aja)
terus dilumatkan dengan air hangat (dipercikkan tapi jangan sampe lumer)
aduk dengan tangan (masalahnya gag punya alatnya: manual deh ;p)
tambahkan pewarna sesuka hati
(disini Ciel pake ungu karena bosan pake ijo--standar, bo', hihi--pengennya pake biru tapi kehabisan T^T)

iris tipis2 gula merah...
babak pertama selesai! :)


selanjutnya tinggal bikin bulat2an kleponnya...
caranya, ambil sedikit adonan,
dipipihkan...
kemudian taruh sejumput gula merah dan tutup
lalu bulatkan...

sementara itu panaskan air dalam panci hingga mendidih...
setelah terbentuk cukup banyak bulatan, masukkan masing2 ke dalam panci
diamkan hingga matang... tandanya bulatannya akan mengambang di permukaan air

saring...
lalu tiriskan...
then... taburi dengan choconut dengan cara menggulir2kannya


lakukan pada bulatan2 lain hingga selesai
Dan...

Jadilah, KLEPON UNGU ala Chef HN.Ciel!!! ^^

Senin, 26 Desember 2011

Persahabatan

Persahabatan


WARNA PERSAHABATAN

Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting yang paling bermanfaat yang paling disukai.
·         HIJAU berkata: "Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas..."http://fanny.student.umm.ac.id/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif
·         BIRU menginterupsi: "Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa"
·         KUNING cekikikan: "Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."
·         ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya: "Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahankubegitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang."
·         MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak: "Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kausa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy."
·         UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu: Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. "Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin dan para Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku." Akhirnya
  • NILA berbicara lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama: "Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan daku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin."


Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Perdebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan. Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara: "WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!" Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata: "Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian. Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok." Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia, dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain. MASING-MASING KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA DAN SAAT KITA MENYADARI PEMBERIAN ITU, LEWAT KEKUATAN VISI KITA, KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN .... Persahabatan itu bagaikan pelangi: Merah bagaikan buah apel, terasa manis di dalamnya. Jingga bagaikan kobaran api yang tak akan pernah padam. Kuning bagaikan mentari yang menyinari hari-hari kita. Hijau bagaikan tanaman yang tumbuh subur. Biru bagaikan air jernih alami. Ungu bagaikan kuntum bunga yang merekah. Nila-lembayung bagaikan mimpi-mimpi yang mengisi kalbu


http://artikel.sabda.org/warna_persahabatan fanny.student.umm.ac.id

Kamis, 22 Desember 2011

Kashva dan Astu (2)

Dalam bab Reuni di buku kedua: Muhammad: Para Pengeja Hujan...


Astu: "Kita lihat siapa yang lebih dahulu bisa membangunnya."
Kashva: "Aku yang punya ide, pasti aku yang lebih dahulu."
Astu‎"Itulah bedanya antara aku dan engkau, Kashva. Kau itu kaya ide dan pemikiran. Sedangkan aku, aku ahlinya menerapkan apa yang menjadi ide dan mimpiku."
Kashva: "Tapi membangun menara penangkap angin pasti butuh biaya besar. Dari mana engkau mendapatkannya?"
Astu: "Satu lagi perbedaan kita. Engkau berpikir 'nanti bagaimana' sedangkan aku 'bagaimana nanti'."

Mereka yang masih remaja membewa-bawa gambar sketsa menara penangkap angin sembari menikmati panorama sore di kaki Gunung Sistan. Di antara hamparan bunga shaqayeq yang merah benderang.

Kashva: "Baiklah, aku terima tantanganmu."
Astu: "Baiklah, disaksikan hamparan bunga shaqayeq, kita akan berlomba, siapa dahulu yang berhasil membangun menara penangkap angin, dia sebagai pemenang."
Kashva: "Sepakat!"
Astu: "Sepakaaaaaaaaaaaat!"
Kashva: "Bagaimana jika sampai tua, kita sama-sama tak pernah bisa membangunnya?"
Astu"Ta shaqayeq hast, zandeqi basyad kard."
Kashva"Selama bunga shaqayeq masih mekar, hidup harus terus berjalan." :)

Rabu, 21 Desember 2011

Honto wa Ne Indonesia Translation

Aqua Timez - Hontou wa ne (Sebenarnya aku...)
Translated by : Septry Lee


Binatang yang kita pelihara, tempat kelahiran, kesedihan yang kita simpan, kegiatan yang kita sukai, aroma tanah, impian yang diterbangkan oleh angin pun…
kita adalah dua orang yang berbeda dalam banyak hal

Menjadi orang dewasa dan memainkan peran, tersenyum ramah
Walaupun telah mengalah pada kenyataan, tapi tetap saja sampai kapan pun menyampaikan perasaan dengan hati-hati merupakan hal yang sulit, ya kan?

Perasaan yang meluap, walau aku dapat menyusunnya dalam kata-kata namun suara ku tak dapat mengucapkannya
Seperti hari-hari saat bermain petak umpet
Walaupun berada sedekat ini tapi tak bisa jujur

Sebenarnya aku hanya berpura-pura ingin peduli
Seperti anak kecil, ya?
Sebenarnya aku sangat sangat menyukai mu
Seandainya saja bisa ku sampaikan

Aku ingin tahu yang sebenarnya, tapi jika aku tahu mungkin aku tak dapat menghadapinya
Karena itu aku berpura-pura bingung
Apakah kau tahu apa yang aku pikirkan di sini?

Walaupun jika sebelumnya aku tersadar di balik jendela..
Namun waktu berlalu terlalu cepat
Segalanya mencair dalam aliran yang abadi
Matahari sore mengantar anak-anak kecil pulang ke rumah

Percaya pada diri sendiri adalah hal yang penting
Namun aku tetap ragu dan diam
Semua kata-kata hanya tertahan di dalam

Sebenarnya aku khawatir, bagaimana jika kau membenciku
Aku tak akan bisa
Sebenarnya aku bersikap seolah tak terjadi apa-apa, namun hati ku tersiksa
Hei, apa kah kau juga begitu?

Sebenarnya aku berbohong saat aku berkata ‘tak ada dirimu pun aku akan baik-baik saja’
Aku berpura-pura kuat
Sebenarnya kita berdua ingin berbagi saat yang sama
Ya, kita ingin berbagi..

Jangan meragukan apa pun lagi, kita harus menyampaikan apa yang ada dalam hati kita sebagaimana adanya
Jika tidak, kita tidak akan bisa berlanjut
Perasaan yang sudah menjadi sangat kuat dan mendalam ini…
Aku akan menyampaikannya padamu


lagu yang kata bung Ardhi : "Lagu labil! Putopyong labil! (*´▽`*)", hahaha :D... benar2 gag nyangka pokoknya translet-nya kayak gini... jadi ingat kisah seseorang, sepertinya mirip dengan kisahnya... yang jelas sugoi~ se ababil apapun liriknya tetep keren bung Futon...

nee, anata no sou desu ka? ^^ 

Kana Nishimo - IF (terjemahan)

kalau saja pada hari itu
hujan berhenti,
aku mungkin hanya akan berjalan melewatimu

Kalau saja bisa datang tepat waktu
bus yang biasa kunaiki
aku tidak akan mungkin bisa bertemu denganmu

Kalau saja bisa menunggu sedikit lagi
dan terdapat sedikit perbedaan
Kita mungkin akan berjalan dijalur takdir yang berbeda

Ku selalu ingin bisa melihat
masa depan yang sama bersamamu
Mari kita pandang bintang yang sama
dari tempat yang sama

dimasa depan yang kau bayangkan,
mungkinkah aku ada disana?
aku ingin menatap langit yang sama
dengan perasaan yang sama

cara kita berbicara dan bertingkah
benar-benar sangat mirip
seolah-olah kita sudah kenal sejak lama
mengirimkan surat pada saat yang bersamaan
memikirkan hal yang sama pula
Mungkin kita memang sudah lama terikat oleh benang merah

tak dapat dibayangkan, sejak awal
kita berdua begitu cocok
Aku percaya kalau kita berdua sudah di takdirkan untuk bersama

dimasa depan yang kau bayangkan,
mungkinkah aku ada disana?
aku ingin menatap langit yang sama
dengan perasaan yang sama

Ku selalu ingin bisa melihat
masa depan yang sama bersamamu
Mari kita pandang bintang yang sama
dari tempat yang sama

dimasa depan yang kau bayangkan,
mungkinkah aku ada disana?
aku ingin menatap langit yang sama
dengan perasaan yang sama

walaupun di hari penuh air mata,
ataupun di hari yang cerah,
kapanpun, di jalan yang sama
mari berjalan bersama sambil berpegangan tangan

Ku selalu ingin bisa melihat
masa depan yang sama bersamamu
Mari kita pandang bintang yang sama
dari tempat yang sama

dimasa depan yang kau bayangkan,
mungkinkah aku ada disana?
aku ingin menatap langit yang sama
dengan perasaan yang sama

lagu labil, hahaha... soundtrack Naruto the movie 4: The Lost Tower... kalo bukan gara-gara 'orang itu' aku mungkin tak pernah tahu lagu ini, hehe... Arigatou... aku suka bagian bintanglangit dan hujannya

Pernah Ada Masa-masa


pernah ada masa-masa dalam cinta kita
kita lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu

pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi
namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai

di satu titik lalu sejenak berhenti, menyadari
mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
bahkan saling nasehat pun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api

kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati
pada amal shalih yang menjulang bercabang-cabang
pada akhlak yang manis, lembut, dan wangi
hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata
yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahaya

'Ali dan Fathimah

Tanyakan kepada dunia apa itu cinta? Jika bukan oleh bentang waktu yang panjang, genap dengan sukacita dan kegetiran, bagaimanakah caranya mengukur kedalaman cinta?

Gemetar bibir Fathimah bukan oleh sebuah ketidakrelaan. Lunglai kepalanya menyandar pembaringan, sedangkan pikirannya telah jauh melangkah menembus dunia tempat menjejak manusia-manusia. Beberapa perempuan menunggui di sekitar tempat tidurnya, sedangkan 'Ali, laki-laki yang di matanya tampak cahaya, berdiri tak jauh dari situ.

Fathimah menatap redup mata'Ali yang sepanjang dia kenal, senantiasa terbuka lebar untuk ilmu dan kebenaran. Inikah 'Ali? Lelaki yang sejak bayinya tak pernah menjejaki keburukan. Lahir ke dunia di sebalik tirai Ka'bah, dinamai "'Ali" oleh sang Nabi, dan sejak itu senantiasa mengikuti sang Nabi seperti anak yang menuruti ibunya.

Inikah 'Ali? Lelaki pertama yang membenarkan ajaran sang Nabi dan semenjak itu tak pernah membiarkan nikmat dunia memperdayanya. Pahlawan dalam banyak pertempuran, sarjana di depan ilmu pengetahuan, suami yang meringankan beban istri dengan tangannya sendiri.

"Wahai Putra Pamanku," Fathimah menahan gundah sementara bibirnya berupaya tersenyum,"saat-saat yang kunantikan semakin dekat, dan jiwaku semakin merunduk. Sungguh, tak ada yang kuharapkan kecuali pertemuan dengan ayahku, Rasulullah. Dan, aku hendak mewasiatkan kepadamu beberapa hal yang terlintas di pikiranku."

'Ali berusaha tersenyum sedangkan dadanya mulai sesak oleh sakit cinta dan kesedihan. Dia merapat ke pinggir pembaringan Fathimah, sementara para perempuan keluar dari kamar secara perlahan. 'Ali duduk di samping istrinya. "Wasiatkanlah kepadaku apa yang engaku sukai, wahai, Putri Rasulullah."

"Wahai Putra Pamanku." Fathimah tak terbata-bata mengatakan apa-apa yang dia pikirkan. Hanya tampak kelelahan dan lirih terucapkan. "Engkau tidak mendustakan dan tidak mengkhianati janji yang kau ucapkan. Dan, aku tidak pernah berpaling atau mengkhianatimu sejak kita bersama."

Telapak tangan 'Ali bergerak perlahan. Menyentuh kepala istrinya dengan kasih. "Aku berlindung kepada Allah. Sungguh engkau adalah orang yang paling arif dan mengenal Allah. Engkau orang yang paling baik, paling bertakwa, paling mulia, dan paling takut kepada Allah."

Senyum 'Ali. Senyum pemuda pemalu yang imannya tak pernah tunduk kepada kezaliman. "Sungguh Allah telah memuliakanku, tetapi perpisahan denganmu adalah ketetapan Allah yang niscaya dan tidak dapat dihindari. Demi Allah, kepergianmu membangkitkan lagi kesedihanku setelah ditinggal oleh Rasulullah. Kehilanganmu membangkitkan duka yang tiada taranya. Sesungguhnya kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah."

Tak sanggup lagi menahan air mata. Memanas mata 'Ali, berjatuhan tetes cinta dari kedua sudutnya. Tangannya mengangkat kepala Fathimah, dia tempatkan ke pangkuannya, ketika istrinya itu pun mulai tersedu. " Wasiatkanlah kepadaku, sekehendakmu."

Inikah 'Ali? Fathimah menahan kalimatnya. Seolah ingin lama-lama menatap suaminya, dan biarkan saja begitu selamanya. 'Ali, oh, 'Ali... betapa bahagianya menjadi istrimu. Jika dunia menjadi ukuran kebahagiaan, alangkah Fathimah tidak mendapatkan sebagian kecil darinya sekali pun. Namun, kebahagiaan adalah ketika Fathimah meyakini 'Ali lah imamnya yang sebenarnya. 'Ali, alangkah bahagianya menjadi bagian dari hidupmu.

....

Berkumpul sebagian besar penduduk Madinah di rumah Fathimah. Di bibir mereka ada tangisan, pada dada mereka berdentum kesedihan. Duduk di bagian depan rumah dengan tangisan yang mengusik telinga. Duduk diantara mereka, 'Ali bin Abi Thalib bersama dua anaknya, Hasan dan Husain.

Dua lelaki muda itu tersedu-sedu oleh kemalangan yang mereka rasakan. Sang ibunda yang telah memberikan segalanya, telah terbaring sempurna untuk selamanya. Tak ada lagi pangkuan lembut penuh keibuan, belaian kasih sayang, dan hari-hari sarat ilmu pengetahuan bersamanya.

'Ali lebih banyak diam, menahan beban hati. Meski lama kelamaan, tangisan kedua anaknya mulai membuatnya merasakan duka yang sama. Paling lama enam bulan lalu, kehilangan besar hampir membuatnya limbung, ketika sang Nabi, sang guru tercinta kembali ke Penciptanya.

Hari ini, sang putri Nabi, pendamping setia, ibu bagi anak-anaknya menyusul ayahya sesuai janji sang Nabi. Fathimah akan menjadi anggota ahlulbait yang kali  pertama bertemu dengannya di Surga. Begitu kata sang Nabi sebelum wafat. Hari ini, terbukti sudah apa yang dahulu ia ungkapkan.

Dua kehilangan yang membuat 'Ali merasakan bumi dan langit saling merapat, mengimpitnya sampai sesak. Siapakah nanti yang akan merawat dan memebesarkan anak-anaknya? Sanggupkah 'Ali seorang diri berjalan dalam segala keributan dunia?

Tanpa Fathimah. Seperti apakah dunia tanpa Fathimah? Tenggelam semakin dalam, 'Ali kian merasa kehilangan. Alangakah hancur perasaan jika tak ingat tentang janji Tuhan perihal kebahagiaan akhirat yang kekal abadi. Menguatkan hatinya, 'Ali melakukan semua yang harus dilakukan oleh seorang belahan hati ketika sebelah hatinya telah tiada. Di antara isak tangis para pengantar, bebunyian sayup dan dekat, gelap malam, 'Ali terus berjalan dalam ketabahan.

Melangkahkan kaki menuju rumah kembali, 'Ali melewati makam sang Nabi. Terhenti sebentar kedua kaki. Sembari matanya berkaca dan hatinya luka, membisik kalimat dari bibirnya, "Assalamualaika, ya, Rasulullah."

'Ali menguatkan diri. "Darimu dan dari putrimu serta dari setiap orang yang menziarahimu, pilihannya adalah cepat bertemu denganmu. Wahai Rasulullah, kesabaranku berkurang dari kesucianmu dan ketabahanku berkurang darinya." 'Ali menyinggung Fathimah, "Kecuali bahwa aku mengikuti sunahmu dan pada kelompokmu adalah tempat yang mulia."

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Telah dikembalikan titipan, telah diambil jaminan, dan telah dirampas Az-Zahra. Maka, apa yang terjelek antara kehijauan dan keasingan? Wahai Rasulullah, kesedihanku akan abadi, malamku tidak bisa tidur, dan hal itu tidak ada habis-habisnya dari hatiku, sehingga Allah memilihkan untukk rumahmu yang kau tinggali seperti sentakan yang menyakitkan sekali."

'Ali pulang dengan dada bergetar. Dia menutup pintu dan menghabiskan banyak waktu untuk merenung. Mengenang mereka yang telah lebih dahulu meninggalkannya. Air mata 'Ali tak kunjung berhenti menetes oleh kerinduan dan kepiluan. Sesuatu yang kemudian membuatnya bersenandung lirih:

"Aku melihat begitu banyak kesulitan dunia datang menghampiriku. Para pencari dunia terus mengejarnya hingga kematian menjemput. Bagi setiap persatuan niscaya ada perpisahan yang tak terelakkan. Kehilangan ditinggalkan Fathimah dan Rasulullah adalah isyarat. Bahwa tidak ada yang abadi, meski pun ia kekasih yang terdekat."


Selasa, 20 Desember 2011

Persimpangan


Suatu kebingungan tentang suatu titik di persimpangan...
Ini memang bukan persimpangan pertama yang dilalui suatu sosok bernama diri...
Namun tetap saja menimbulkan kerisauan akan putusan yang akan diambil...
Tidak, bukan putusan...
Tapi, lebih ke tindakan...
Suatu ketakutan...
Meski tak sedilematis yang dialaminya dulu...
Sangat filosofis...
Sungguh idealis...
Ya, seperti itulah adanya dia...

Jadi teringat masa-masa lampau...
Ketika dirinya dulu masih kecil...
Masih gadis yang mungil lincah berlari-larian kesana-kemari...
Penurut...
Namun begitu meresahkan tingkahnya yang bak kelinci kecil berjumpalitan...
Dan diam-diam api kecil pemberontakan mulai tumbuh...
Gadis kecil mulai bertanya-tanya tentang kehidupan...
Tentang ini itu yang tak banyak yang peduli...
Terkadang akhirnya dia lelah dan diam...
Karena mulai bosan dengan jawaban yang tak puas dia rasa...
Dia mulai menyusun tembok dengan manusia di sekitarnya...
Merayapi dalam-dalam dunianya...
Tentang imajinasi, mimpi, keingintahuan, dan pengetahuan...
Tapi dia masih sangat penakut...
Takut bicara, takut salah...

Namun gadis itu mulai bertumbuh...
Ia mulai berani berkata-kata...
Mengatakan ba bi bu sekenanya...
Sering memantik debat berkepanjangan dengan sang ayah...
Atau pada akhirnya dia diam saja merasa tak ada titik temu...
Hm... pada akhirnya dia pun sadar...
Semua tergantung padanya...
Dia berpikir karena itulah adanya dia...

Itulah sekilas masa lalu si gadis yang bernama diri...
Dan kini dia kembali berada di persimpangan...
Entah gerangan apa yang sebenarnya dia tuju...
 Dia masih terlalu bingung...
Terlalu banyak menurut kacamatanya...
Menurutnya benang yang dia bawa masih terlalu kusut untuk diurai...
Akankah semua ini hanya berujung pada satu utas saja ataukah memang jauh berbeda jalinannya satu sama lain...
Terkadang si diri itu lelah dan berhenti berpikir...
Lelah atas segala liku labirin di kepalanya yang tak kunjung nampak jalan keluarnya...
Bosan!!! Dia lantas berteriak...
Terkadang ia bertanya lagi pada hatinya, ‘Apa yang sebenarnya kau inginkan?’
Apa tujuanmu sebenarnya?
Ada banyak persimpangan kini dan kau tak tahu kemana harus melangkah...
Siapa yang lebih kau cintai?
Dirimu atau mereka?
‘Aku ingin...’
Kata-kata itu seakan berhenti sampai situ saja...
Diri itu mulai menghangat pelupuknya...
Menangis gerimis...
Mungkin kau hanya butuh teman...
Teman untuk berbagi...
Bukan teman untuk memberi...
Bukan juga teman untuk diberi...
Aku mengerti kau tidaklah suka menjadi parasit kepada inang...
Kau pun sudah cukup lelah dengan tindakan yang kau tak tahu apa maknanya...
Mungkinkah kau hanya butuh seseorang?
Bahkan Musa pun membutuhkan Harun...
Seperti itukah?

Seseorang itu akan datang, pasti...
Dia akan membantu menguraikan benang-benang kusut yang kau bawa sertakan...
Membantu keluar dari labirin yang seakan tak berujung dalam pikiran kepalamu...
Dan membantumu memutuskan persimpangan yang ingin kau tuju...

Apa???
Sampai kapan?
Sampai kapan kau seperti itu?
Kau membencinya, aku tahu...
Kau membenci campur tangan orang lain, bukan?
Kau benci menyusahkan mereka meski itulah yang terjadi...
Putuskan sendiri meski kutahu itu tak mudah...

Apa perlu diri ceritakan mengenai persimpangan itu?
Jalanku kini begitu membosankan...
Suntuk dengan segala kegiatan monoton yang tak menantang...
Penuh polemik yang mesti diselesaikan dengan target-target stagnan yang tak jelas apa untungnya...
Mengejar suatu yang dulu sangat ku benci...
Namun suatu kemusykilan untuk menghindarinya...
Karena itu pasti, ini menyangkut penguasaan akan suatu materi...
Tapi ini sungguh menguras waktuku..
 Menguras masa siangku yang seharusnya kuisi dengan berbagai macam hal lain yang lebih menyenangkan, kata si diri...
Ini begitu mengekang...
Begitu mengikat...
Begitu menyesakkan...
Ini bukan aku...
Seharusnya bukan hidupku...
Seharusnya bukan jalanku...

Apa itu arti sebuah penyesalan?
Bukankah kau membencinya?
Aku tahu bukan itu masalahnya...

Kau hanya terlalu muluk berharap...
Kau menginginkan kesempurnaan atas segalanya, bukankah begitu?

Aku hanya ingin menjadi pendidik, apa itu salah?
Aku hanya ingin berjuang di masyarakat, apa itu salah?
Aku hanya ingin mandiri dengan segala usaha yang bersumber dari peluh keringatku, apa itu salah?
Aku hanya ingin berpikir untuk pencapaian yang lebih baik, apa itu salah?
Aku hanya ingin mewujudkan mimpi-mimpiku, apa itu salah?
Aku hanya ingin sedikit lebih berguna, apa itu salah?
Aku hanya ingin bahagia dengan jalan yang kutempuh, apa itu salah?
Aku hanya ingin bebas! Aku hanya ingin terbang dengan bulu-bulu sayapku sendiri, apa itu salah?

Lantas apa? Apa yang kau inginkan?
Apa masalahnya?
Waktu...
Pikiran...
Manajemen...
Atau seseorang yang begitu kau inginkan kehadirannya?
Hah?
Tak bisakah kau menjalani segalanya begitu saja?
Tak bisakah kau berdamai dengan egomu?
Tak bisakah kau berpasrah pada jalanmu?
Tak bisakah kau menjadi gadis kecil penurut seperti dulu?
Atau mungkin perlukah kupanggilkan seseorang untuk memadamkan api dalam dadamu?
Api pemberontakan yang selalu tak puas dengan keadaan...
Aku takut pada akhirnya kau akan bilang, ‘Aku benci diriku’...
Aku hanya tak ingin kau mengalami penyesalan...
Just do it!
Lakukan saja apa yang kau inginkan...
Waktu, itu bukanlah masalah...
Keluargamu juga bukan masalah...
Tak apa kau tinggalkan mereka untuk saat ini...
Toh, tujuanmu begitu besar dan mulia...
Di persimpangan ini kau boleh menuju jalan manapun...
Toh bila kau merasa tak cocok, kau boleh kembali ke titik ini dan kembali memilih jalan yang lain...
Hanya, Lakukan yang terbaik yang kau bisa lakukan!
Abaikan segala macam hambatan, keresahan, kegalauan, kegamangan, kerisauan yang ada...
Aku tahu kau bisa membentuk tim impianmu... seperti yang dahulu kala kau bayangkan...
Pada akhirnya orang itu akan datang menjemputmu...
Hanya lakukan yang terbaik kini...
Karena aku ingin kau bahagia...
Karena aku...
adalah dirimu...

Jumat, 16 Desember 2011

Dan Persahabatan itu...

Dulu, aku mengira akan menjumpai hubungan antara manusia dan manusia yang terjalin oleh ikatan hati ke hati namun bukan sesuatu seperti yang kutemukan kini

Dulu, aku mengira jika hubungan yang tulus itu layaknya air hujan yang meresap tak berbekas di tanah gersang

Dulu, aku mengira sejauh ada kepentingan disitulah ada tautan

Dulu, aku mengira kalau pertalian seperti ini telah terkubur dalam dongeng-dongeng dan kisah hikayat yang telah tergerus masa lampau-lampau

Dulu, aku mengira tak akan mencapai tingkat ini dalam kehidupan

Namun kini kusadari bukan kepentingan, bukan hanya kesamaan, bukan karena tak ada pilihan, bukan juga karena pamrih dan keinginan diperlakukan sama, tapi kutahu Dia ciptakan hubungan ini yang selalu ada dari zaman ke zaman. Hubungan yang darah bahkan tak lebih kental darinya. Suatu yang berdasarkan iman di hati masing-masing yang mengubah luka menjadi senyum, mengganti mendung menjadi pelangi, menyulap benci menjadi cinta, stagnansi menjadi semangat jiwa, dan gulita menjadi pelita. Menggubah hati dan hati menjadi penuh cahaya, penuh warna, penuh dinamika, penuh gejolak, namun penuh keteduhan yang saling memayungi, yang saling menjaga dan mencintai.

Dan jika itu yang memang benar terjadi adanya, aku sangat yakin cinta itu akan membuncah dan tak berhenti mengalir.

Setiap ingatan yang terbentuk hanyalah kebahagiaan.

Mengulas senyum di wajah yang karenanya ku bersyukur hidup di dunia.

Karena Tuhan telah menghadirkan sosok-sosok ajaib di semesta yang penuh keajaiban.

Percayalah! Bahwa sosok itu sangat spesial bagi hati-hati yang selalu mencinta.

Dan jika dimensi telah memisahkan bukan tangis karena menyesal yang akan tertumpah, namun rintik bahagia dan gerimis rindu yang akan terus menyuburkan kasih dan kisah-kisah penuh kenangan.

Dan karena apa?

Karena kalian diciptakan sebagai matahari dalam kalbu masing-masing.

Yang mengubah luka menjadi senyum, mengganti mendung menjadi pelangi, menyulap benci menjadi cinta, stagnansi menjadi semangat jiwa, dan gulita menjadi pelita.

6:34 am, 16/12/2011
Loving you always


Ciel