I want to live my life to the absolute fullest

To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken, to meet faces unknown

To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself

To stand tall with greatness

To chase down and catch every dream

LIFE IS AN ADVENTURE

Selasa, 13 November 2012

Perasaan dan Laki-laki (1)

Tentang perasaan..
Ciel tak pernah paham mengapa lelaki begitu istimewa.. Seistimewa ayah bagiku..

Tidak, bukan seperti itu. Bagiku makhluk itu begitu 'asing'.. Tentu tidak bisa kusamakan dengan ayah..
Pengalaman di masa kecil dengan makhluk bernama 'lelaki' tidak pernah berujung baik, haha. Aku ingat ketika pernah melempar batu dan secara tak sengaja menimpa kepala anak laki-laki yang tak sengaja lewat. Aku masih ingat wajahnya ketika itu--ketika dia masih kecil--yang tentu mungkin aku tak akan kenal lagi kalau bertemu dia sekarang. Anak berkacamata yang marah itu, yang membuatku pucat pasi dan menghindarinya dan berujung rusuh karena aku harus menghadapi guruku untuk diceramahi. Atau tentang anak tetangga yang begitu jahatnya mematahkan pohon yang aku tanam sendiri ketika dulu aku masih kecil, yang begitu aku sayangi aku siram dan pandangi setiap hari. Lantas setelah itu tanpa pikir panjang aku balik masuk ke pekarangan rumahnya dan mencabuti bunga-bunga di halaman yang terbentang itu. Walhasil sesosok ibu keluar dari rumah itu dan marah-marah menyumpahiku. Sungguh nakalnya diriku dulu. Yah, itulah pekerjaan gadis kecil yang bahkan baru bisa mengeja alfabet. Aku masih TK waktu itu.
Masa SD pun tak ada bedanya. Bagiku lelaki tetap makhluk asing. Entah mengapa aku senang dengan apa yang mereka lakukan, namun aku tak bisa melakukannya. Aku iri ketika mereka bermain bola namun aku hanya bisa melintas saja di dekat lapangan sepak bola. Atau ketika mereka tengah asyik membicarakan film Power Rangers atau Ultraman, aku hanya bisa menguping, mengiyakan cerita mereka dalam hati, atau terkadang memprotes jika mereka terlalu mengada-ada, juga ingin sekali rasanya menjawab apa yang mereka tidak tahu namun aku tahu. Tapi itu hanya angan-angan, aku tak pernah bisa memasuki 'lingkaran kehidupan mereka'. Lagi-lagi hanya menguping dan mengiyakan pembicaraan mereka dalam hati.
Aku begitu ingin berteriak "Kau payah!" ketika melihat ada lelaki yang tidak suka dengan mata pelajaran olahraga, terlebih sepak bola. Mungkin itu terbawa hingga kini. Aku merasa sedikit memandang rendah lelaki yang tidak suka bermain sepak bola atau bahkan sekedar membahas bola itu sendiri. Dan aku heran, ternyata orang seperti itu benar-benar ada.
Kembali tentang perasaan, ketika itu usiaku 11 tahun dan aku masih tak mengerti masalah perasaan antara laki-laki dan wanita. Mereka bilang ada yang menyukaiku. Dan mudah sekali aku mengabaikannya. Bagiku selama tidak ada bukti yang nyata, yaitu si pelaku tidak bilang sendiri, maka bagiku segala rumor apapun tentang itu adalah tidak benar. 
Lalu masa-masa selanjutnya cukup seru. Ketika bagiku makhluk itu tetap teramat asing. Aku harus menerima  menjadi salah satu korban pembulian teman-teman yang mengolok-olokku dengan seorang teman laki-laki yang cukup membuatku malu, pipi bersemu merah atas perasaan yang sebenarnya tidak pernah ada. Malu itu lebih karena takut membuat teman yang itu ikutan malu atas perbuatan tidak bertanggung jawab teman-teman. Ketika itu usiaku 14 dan aku masih belum mengenal cinta kecuali dari cerita cinta atau film roman saja.
Selanjutnya bahkan aku semakin dingin dan menjaga jarak dengan makhluk bernama laki-laki. Namun tabiat baruku dimulai. Aku memang tak pernah bisa mendekati 'sosok' itu secara fisik, namun berbeda setelah aku mengenal dunia yang akan mendekatkan kita walau jarak berkilometer membentang, yaitu melalui nirkabel. Yah, selular. Aku mengenal banyak sosok laki-laki, dan ada beberapa yang bahkan menjadi teman baikku hingga saat ini. Disitulah aku menyadari bahwa hubunganku dengan 'makhluk asing' itu akan berjalan baik selama kita tidak bertemu fisik.
Lamat-lamat tak hanya selular, namun juga cyber. Yah, sejak SMA kelas 1 saya telah kecanduan internet. Mungkin itu disebabkan kemampuan verbal saya tak begitu bagus. Aku sangat buruk dalam berkomunikasi langsung dengan seseorang. Namun melalui chatting, YM, email, dan friendster kala itu hubunganku dengan makhluk bernama lelaki itu berjalan cukup baik. Dan disini aku menemukan bahwa banyak hal yang membuatku lebih klop berteman dengan laki-laki daripada perempuan.
Hingga facebook datang dan mengubah semuanya. Mengubah zona eksistensiku yang begitu hidup di dunia maya namun cukup rapuh di dunia nyata. Ketika itu bahkan saya sempat mendeklarasikan 'pacar pertama saya' yang tentu saja tidak beneran di jejaring sosial paling laris itu.
Awal 17, aku masih bertahan dengan menganggap mereka 'asing'. Namun ada beberapa orang yang membuatku berpikir bahwa mereka cukup mampu membuatku nyaman, sehingga mudah bagiku untuk membuka pintu relationship yang luas untuk mereka. Aku tak perlu menyebutkan nama mereka, yang jelas mereka baik, bahkan terkadang sangat lucu. Manusia itu begitu gokil, cerah dan meriah yang membuatku begitu menikmati diriku yang sebenarnya.
Hingga aku mengenal tentang pertemanan yang lebih serius. Menciptakan role play. Berpura-pura menjadi kakak, adik, ibu, atau bahkan berpura-pura menjadi kekasih, haha.. Dan disitu aku mengenal tentang perasaan.. Menjaga perasaan, saling menghargai, saling menghormati, dan saling mendukung..
Umurku hampir 19 tahun, dan baru kali itu aku mengenal apa itu cinta. Jika kau bertanya bagaimana rasanya jatuh cinta, kubilang aku tidak tahu. Karena bukan aku, tapi seseorang. Itu pengalaman pertama bagiku ketika ada 'makhluk asing' yang mengatakan bahwa dia-suka-pada-ku. Oh mean! Kalian tahu aku memikirkannya sepanjang tahun. Hanya untuk menyesali diri, kenapa itu bisa terjadi. Dan memang tidak berhenti sampai disitu. 'Si tangguh' itu belum menyerah ketika aku bilang bahwa 'aku tidak menyukainya', bukan berarti aku benci ya?! Maksudku aku tak menyukainya seperti dia menyukaiku. Manusia itu berharap lebih, namun aku terus menghindar. Tapi aku berterima kasih padanya, semenjak itu aku mulai belajar tentang perasaan.. tentang cinta.. melalui cerita roman, perasaan seseorang, atau dari lirik lagu.. Dan lebih-lebih aku sedang mempelajari perasaan makhluk keturunan Adam itu.. melalui referensi apa saja!
Yah kini usiaku 20 tahun dan aku telah mengenal perasaan bernama 'cinta' itu. Dan laki-laki.. mereka tidak seasing dulu..

~sekian~

Tidak ada komentar: