Seperti embun yang menyejukkan di pagi hari
Atau angin yang bertiup sepoi-sepoi
Atau hujan yang menghapus kemarau panjang
Begitulah aku mengenalmu
Sejak lama-lama dulu ku telah melakukan pencarian
Suatu esensi dari suatu ikatan
Yang susah sekali dijelaskan, namun begitu kau mengalaminya kau akan merasakan keindahan rasanya
Mungkin kau bukan yang pertama, namun kau akan selalu istimewa
Ketika nestapa bak gunung yang menimpa lantak tubuh mungilku, kau datang seperti awan yang membawaku terbang ke angkasa, berkelok-kelok menyusuri bentangan kapas di langit
Ketika sedih bagai mendung hitam yang bergumul melintasi angkasa pekat-pekat bersatu dengan bayang-bayang yang terus mencoba merasuk dalam dasar jiwa dalam-dalam, kau datang bagai matahari yang cahayanya menyinari dunia seisinya, menghilangkan sisi hitam menjadi begitu berwarna
Bahkan sebelum aku berkenalan denganmu kutahu kau begitu berbeda
Kau begitu indah dalam setiap senyum yang kau bawa sertakan
Semangat yang tak akan bisa kulupakan karena tersimpan erat di buku-buku memory dalam kepalaku yang terus tergerus zaman
Jika derajat syukur lebih tinggi daripada cinta ingin kukatakan bahwa aku bersyukur mengenalmu, dan bersaudara denganmu
Ukhtiku, mungkin bukan apa-apa yang mempererat ikatan ini, melainkan perjuangan kita di jalan panjang penuh onak dan duri yang membentang dan terus menerus mengasah pribadi-pribadi kita menjadi penuh kekuatan
Mungkin bukan melainkan tujuan sama yang kita tuju di depan mata
Atau tak lain tak bukan karena keyakinan yang sama yang menghujam dalam-dalam dalam kalbu dan sanubari kita
Jika bukan bernama persahabatan maka mungkin lebih pantas disebut persaudaraan
Apa kau tahu dirimu disana selalu kurindu?
Apa kau tahu dirimu disana selalu kukenang?
Kerindu dan kukenang setiap senyummu, semangatmu, keteguhanmu, kearifanmu, pilihan katamu, kesejukanmu, dan cahaya yang kau pancarkan dari wajahmu
5:58 am
16/12/2011
Ciel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar