I want to live my life to the absolute fullest

To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken, to meet faces unknown

To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself

To stand tall with greatness

To chase down and catch every dream

LIFE IS AN ADVENTURE

Minggu, 08 April 2012

Tentang seseorang (1)

8:42, di ruang keluarga dengan Yuki di pangkuan
Kali ini Ciel ingin membicarakan orang lain...
Haha, pasti kalian bosan karena Ciel terlalu banyak bercerita tentang dirinya ^^
Ups, tapi seperti Ciel biasanya, tentu saja sudut pandang tetap ada di tanganku, sehingga tetap saja kisah ini tentang Ciel, hehe....
****
Dahulu, jauh-jauh tahun yang lalu, ketika Ciel masih kecil, Ciel terbiasa dengan permainan imajinasi Ciel... Hm... begitulah! Disamping memiliki teman sebaya Ciel juga memiliki teman imajiner, dan mungkin dunia imajiner, hahahaha...
Mungkin bukan Ciel satu-satunya orang yang tumbuh dalam imajinasi, mungkin banyak sekali orang di luar sana yang mengalami hal yang sama dengan Ciel. Namun tentu saja itu aneh. Itu tidak biasa. Namun ini rahasia. Iya, rahasia. Ciel kecil tahu betul bagaimana menyimpan rahasia. Ciel kecil sudah memahami bagaimana sakitnya dibohongi. Ia belajar juga bagaimana pahitnya dikhianati. Sehingga ia bersumpah tak akan berbohong dan berkhianat pada ‘teman-temannya’.
Dan Ciel pun beranjak dewasa, dan ia mulai menyadari ada yang tidak benar dengan jalan hidupnya. Rasanya benar-benar salah ketika kau lebih menyayangi dunia khayalanmu daripada hidup di dunia nyata.
Dan Ciel kecil pun dengan ketetapan hati membakar semua memori tentang dunia khayalannya, meski harus dengan berat hati, dengan air mata. Karena sejak kecil, Ciel sudah merasa berbeda. Ya, Ciel hanya ingin tampak normal dan wajar. Ciel hanya ingin berpikir seperti orang kebanyakan, namun ia tak bisa. Orang lain mungkin tak ada yang tahu tentang kisahnya. Karena dia menyimpannya rapat-rapat. Ciel kecil telah belajar bagaimana menahan kesedihan sendirian. Bagaimana menangis tanpa diketahui orang lain. How pathetic! But, no! She’s enjoy her life. Ciel kecil yang berbeda. Yang menyukai yang tidak disukai kebanyakan. Yang berpikir berbeda dengan kebanyakan.
Sejak itu Ciel paham bahwa tidak mudah mencari teman ‘pengganti’ yang mudah memahaminya. Ya, sebenarnya Ciel punya banyak sekali teman. Orang bilang Ciel ‘baik’. Namun tetap saja, Ciel kesepian. Ciel merasa terasing. Hingga suatu hari Ciel mengenal kata sahabat. Ya, akhirnya Tuhan mengirimkan malaikat pengganti dari malaikat-malaikatnya yang telah hilang dikuburnya dalam-dalam.
Meskipun begitu masih susah bagi Ciel untuk mengatakan perasaannya pada orang lain. Ciel tak pernah belajar bagaimana melakukannya. Karena teman-teman khayalan Ciel dulu selalu memahami tanpa Ciel harus berkata banyak. Ia mulai bingung bagaimana berbagi dengan sahabat. Hingga ia pun akhirnya mampu melakukannya.

Tentang seseorang (1)
Dia mungkin bukan yang pertama.
Entah bagaimana aku mengenalnya, dan entah bagaimana dia menjadi begitu istimewa. Huft, itu masih misteri bagiku. ^^
Namun satu hal yang pasti, dia pernah membuat hidupku menjadi terasa sangat ringan dan bahagia.
Bahkan hanya dengan melihat senyumannya atau hanya dengan berada di sisiya kau akan merasa nyaman.
Begitulah kami bersahabat. Kami bersahabat tanpa kata-kata yang panjang. Karena kami bersahabat melalui hati bukan kata.
Namun karena itulah, Ciel tak pernah membagi kisah Ciel padanya. Karena Ciel selalu takut merusak kebahagiaan akan kebersamaan kita. Dia selalu tersenyum dan memberi semangat. Aku selalu menganggapnya seperti matahari diatas langit kehidupan Ciel. She’s my sunshine!
Kita melalui hari seperti air yang mengalir. Begitu saja dan tenang. Dia selalu membawa cahaya yang menghapus gelapku.
Lucunya persahabatan kami begitu canggung. Ya, kalian tahu kan, Ciel bukan orang yang pandai dalam mengekspresikan perasaan Ciel. Hingga kali pertama kuungkapkan perasaan Ciel dan terima kasih Ciel dengan mengiriminya surat. Surat cinta? Mungkin saja. Itu adalah surat cinta pertamaku untuk sahabatku.
Ya, begitulah dalam keseharian Ciel seperti bukan siapa-siapa. Kita seperti berteman pada umumnya. Namun begitulah Ciel. Ciel selalu menjadi orang terakhir yang menunjukkan perasaan Ciel. Sekagum apapun Ciel dengan seseorang, serindu apapun dengan seseorang, sesayang apapun, Ciel hanya bersikap wajar seperti tak pernah ada yang terjadi. Entah darimana sikap itu ada. Mungkin karena Ciel tumbuh dalam dunia ‘rahasia’, sehingga hingga dewasa pun Ciel lebih memilih merahasiakan perasaan Ciel. Namun syukurlah, we are connected, we are linked. Kami benar-benar terhubung oleh chemistry. Dia mampu memahami Ciel tanpa banyak bicara, tanpa banyak sikap. Kami bersahabat dengan indah. Sehingga keindahannya tak mampu Ciel jelaskan dengan kata-kata.
Namun, setiap kisah selalu memiliki akhir. Ciel tak pernah tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Namun takdir memisahkan jarak diantara kami. Kami sedang berjuang di jalan masing-masing. Namun Ciel tak akan pernah lupa bagaimana senyumnya, bagaimana semangatnya yang selalu menuntunku untuk menjadi sosok yang tegar, yang pantang menyerah. Yang Ciel lakukan kini hanyalah percaya. Ya: percaya. Percaya bahwa kita masih saling terhubung. Hanya dengan kekuatan percaya persahabatan itu masih terus mengalir walau tanpa banyak komunikasi *seperti dulu.
Ciel, yang sukar mengatakan perasaannya, berterima kasih pada sosok yang ada disana. You’ll always be my sunshine! ^^

Tidak ada komentar: