Kutulis hal ini di bawah langit gelap yang berbintang.
Saat ini ku duduk sendirian di kegelapan, menatap cahaya
berkelip yang membingkai angkasa raya.
Semuanya sama. Tidak ada yang berbeda.
Yah, langit ini adalah langit yang sama yang pernah kulihat
setahun yang lalu.
Begitu cepatnya waktu seakan hari itu barusaja kemarin.
Jika kau merasa melihat harapan ketika melihat langit,
justru saat ini aku merasa melihat kenangan.
Yah, langit menyimpan rahasia akan masa lalu dan masa depan.
Mungkin itulah yang menjadi dasar teori deja vu.
Ah, apalah itu.
Kenangan, oh kenangan.
Kenangan itu memiliki 2 versi dalam kehidupan.
Seperti kenangan pahit dan kenangan manis.
Kenangan juga ada yang bersemayam dalam satu hati
..ada juga yang dimiliki sehati.
Yah, terkadang ada kenangan yang menjadi rahasia bagi memoar
kehidupan seseorang,
rahasia yang disimpannya sendiri,
yang mungkin menjadi rahasianya dengan penciptanya sendiri.
Kenangan semacam itu akan selamanya hidup dalam kedalaman
ingatan manusia.
Kenangan yang menyimpan rasa tersendiri bagi pemiliknya.
Oh, kenangan.
Kau begitu relatif diabaikan.
Namun juga relatif disimpan.
Ah, dasar manusia.
Kenapa kau mengingat hal yang lalu, jika terkadang itu lebih
banyak menyakitkan.
Ah, dasar manusia.
Sementara terdapat kenangan lain yang menjadi rahasia antar
manusia.
Kenangan indah, sedih, memalukan, atau membahagiakan.
Kenangan yang dibagi dalam keping-keping garis perak yang
saling menghubungkan insan-insan di dunia.
Oh, kenangan.
Bahkan terkadang kau dimiliki banyak orang.
Kenangan yang menjadi rahasia umum.
Seperti sesuatu yang selalu menjadi legenda.
Yang diamini tidak sedikit manusia.
Namun langit diatas tetaplah sama.
Langit yang berputar dalam siklus dunia.
Yang menyimpan kenangan masa lalu maupun masa depan.
Dan aku pun menunggu.
Kapan langitmu akan datang menjemputku.
Dan keduanya pada akhirnya akan bersatu.
Dan jika itu tiba, bersediakah kau menggambar kenangan indah
di masa mendatang?
Di langit yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar