I want to live my life to the absolute fullest

To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken, to meet faces unknown

To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself

To stand tall with greatness

To chase down and catch every dream

LIFE IS AN ADVENTURE

Sabtu, 09 Februari 2013

Menikah Dulu Rumah Tangga Kemudian

Tulisan ini berdasarkan curhatan seorang teman.

Apa ada yang salah jika menikah dulu, terus berumah tangga nya nanti-nanti? Hm.. sebenarnya tergantung pemahaman dan kesediaan seseorang yang mengalami hal ini. Namun hal semacam ini sebenarnya menjadi "kebiasaan" bangsa Arab dulu. Sebagaimana kisah Rasulullah dan Aisyah yang dinikahinya di usia--salah satu riwayat menyebutkan--sembilan tahun. Ini menjadi hujjah diperbolehkannya "nikah muda". Namun, bukan berarti lantas menjadi "pedofil" seperti yang dihujat kaum antimuhammad. Rasulullah tidak pernah berkumpul dengan Aisyah hingga dia mencapai akil baligh. Dan ini adalah hal yang 'biasa' pada waktu itu di tanah Arab. Hal yang sama juga berlaku pada Sayyidina Umar bin Khattab yang menikah dengan Ummi Kultsum binti Ali bin Abi Thalib yang--salah satu riwayat menyebutkan--berumur masih 12 tahun. Beliau pun memutuskan menikah dahulu, namun rumah tangganya nanti-nanti.
Ini bukan tentang nikah dini, juga bukan tentang menunda kebersamaan, namun lebih ke arah mempersiapkan diri dalam berumah tangga.
Kasus yang sama saya dapatkan ketika ada wacana "Menikah tapi LDR". Kasusnya bisa dilihat hampir sama dalam sudut pandang, "sama-sama tidak berkumpul". Apalagi dalam kasus menikah dalam usia yang masih muda, masih ada urusan (mungkin masih studi), dan masih belum siap berumah tangga. Bukankah 'menikah tapi LDR' ini menjadi salah satu kesempatan untuk mempersiapkan diri belajar bagaimana menjadi seorang pengelola rumah tangga yang baik ketika berada jauh dari dia. Dan ketika sang lelaki bekerja sedang sang isteri belajar berbenah bagaimana berumah tangga yang baik, ini mengingatkan saya tentang makna pacaran dalam arti yang sebenarnya.
Teringat suatu talkshow yang diisi Ustadz SAF yang berjudul "Tuhan, Ijinkan Aku Pacaran". Disana dibahas tentang arti terminologi tentang pacaran. Bahwa pacaran berasal dari kata pacar. Pacar sendiri merupakan nama dari sejenis tanaman hias yang cepat layu dan mudah tumbuh lagi jika ditanam. Tanaman pacar ini biasa digunakan untuk mewarnai kuku supaya tampak indah. Alkisah di daerah Sumatera sana jika seorang laki menyukai (menaksir) seorang wanita maka ia akan bersenandung (bersyair, sebagai kebiasaan orang Melayu) di depan rumah sang wanita. Dan jika pada akhirnya sang wanita juga suka maka lamaran pun akan segera dilangsungkan. Lalu sang wanita akan dipacari (kukunya diwarnai), dan selama itu sang wanita dipingit, dilarang bertemu dengan sang lelaki. Warna di kuku itu menjadi waktu mempersiapkan diri bagi sang wanita untuk belajar bagaimana berumah tangga. Selama warna itu belum memudar, sang wanita akan belajar bagaimana cara memasak, bersih-bersih, mendapatkan berbagai wejangan sebagai bekal dalam mengarungi bahtera rumah tangga oleh para sesepuh. Dan setelah itu barulah pernikahan dilangsungkan. Jadi kalau memang berniat pacaran seperti ini saya kira boleh-boleh saja. Karena pacaran yang seperti ini benar-benar paham akan konsekuensi setelahnya, pacaran yang tidak berdua-duaan, tetapi justru suatu bentuk lamaran yang disampaikan langsung kepada keluarga sang calon mempelai. Duh, indahnya yang namanya pacaran (ta'aruf), sayang kata ini disalahartikan.
Ah, kembali ke menikah tapi LDR. Yah, bagi yang benar-benar sudah kepingin, silahkan saja. Tapi ingat jika memang belum siap jangan dipaksakan, ukhti sayang. Memang menikah adalah salah satu bentuk penjagaan diri, selain menunaikan sunnah Nabi. Tapi rela gak sih jauh-jauh sama si dia? Hahaha, meski memang sebenarnya belum siap berumah tangga. Hehe.
Yah, ini sedikit curcolan saya. Yang penting teruslah berbenah. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kita semua. Mata ashita, minna san. Semoga tulisan yang curcol abiz ini bisa memberi sedikit manfaat. ^_^

Tidak ada komentar: