Seperti air, kau bisa menyentuhnya namun tak mampu menggenggamnya.
Ia tidak dimiliki siapapun juga tak memiliki siapapun.
Ia dingin, namun bukan sejuk tapi memilukan.
Ia sepi dan sendiri.
Seperti waktu, ia mengalir. Berpasrah menyeruak kepada semesta.
Membentuk dirinya sesuai apa yang digariskan.
Tak ada yang bisa kulakukan selain hanya menatapnya.
Lantas berpaling dan menjauhinya.
Seperti air, yang mengalir lantas menguap.
"Ia akan pergi," bisikku akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar