I want to live my life to the absolute fullest

To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken, to meet faces unknown

To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself

To stand tall with greatness

To chase down and catch every dream

LIFE IS AN ADVENTURE

Sabtu, 25 Juni 2011

NARUTO dan SASUKE

Kelelahan dan kehabisan chakra, Sasuke bertanya pada pemuda di hadapannya.
”Hah?” Naruto terkejut oleh pertanyaan yang tiba-tiba itu karena mengira akan mendapatkan pukulan fisik bukannya pertanyaan lisan.
”Apa kau tuli, Bodoh?” Sasuke menyeringai, dan tanpa sadar melepaskan kuda-kudanya.
”Kau panggil aku apa, kau sialan?!” Naruto otomatis menjawab, lengkap dengan ekspresi kesal dan tinju yang terangkat, dan hanya seperti itu, situasi tegang dan berbahaya di antara mereka lenyap.
”Aku serius, Bodoh.” Seringainya lenyap dan Sasuke tidak harus mengatakannya keras-keras untuk mengungkapkan betapa pentingnya permainan Tanya Jawab ini.
Naruto mungkin memang agak bodoh, tapi dia tahu kritisnya suatu situasi di mana hidup dan matinya bergantung hanya pada otaknya ketika berada dalam situasi seperti itu. Lagipula, dia sudah tahu sejak dulu jawaban atas pertanyaan ini dan jawabannya tak pernah dan tak akan pernah berubah.
Menatap tegas dengan kedua mata birunya, Naruto menjawab dengan sepenuh hati dan pikiran, agar Sasuke bisa percaya, bahwa untuk Sasuke, dia masih Naruto yang sama seperti empat tahun yang lalu.
”Karena Sasuke adalah temanku yang paling penting dan berharga. Sejak dulu sampai selamanya.”
Dan tak ada lagi kata-kata yang dibutuhkan setelah jawaban yang seperti itu, karena jawaban yang sederhana itu telah menjawab semua pertanyaan yang Sasuke punya, dan jawaban itu telah menghapus semua keraguan yang meliputi pikiran Sasuke. Jawaban itu adalah kata-kata pengampunannya dan kata-kata itu menjanjikannya jauh lebih banyak dari apa yang dimilikinya sekarang.
Tak tertahankan lagi, seulas senyum muncul di bibir Sasuke, lalu dia tertawa dan dia tak bisa menghentikannya, seperti dia tak bisa berhenti memikirkan orang paling penting dan paling berharganya ketika dia jauh dari orang itu.
”Kau benar-benar bodoh, Naruto,” kata Sasuke, selesai tawanya mereda.
Dan Naruto pasti akan merasa kesal dan membalas ejekan itu jika bukan karena nada suara Sasuke ketika mengucapkan kata-kata itu. Nada suaranya penuh dengan kepasrahan, rasa lega, dan rasa sayang. Dan dengan kata-kata yang diucapkannya itu, Naruto tahu bahwa dia telah memberikan alasan yang tepat untuk Sasuke kembali pulang.
”Ayo kita pulang, Sasuke,” ajak Naruto, matanya tak pernah meninggalkan sosok di hadapannya. Seulas senyum seterang mentari dan sepasang mata biru secerah langit musim panas yang amat dirindukan Sasuke, uluran tangan yang sekali dia raih, maka baik dia maupun pemilik tangan itu tak akan pernah melepaskannya lagi, dan Sasuke tahu dengan pasti bahwa dia telah kembali pulang.

Tidak ada komentar: